sandhi-yudha -
Dalam siaran pers yang diterima GATRA.com hari ini, Minggu (8/1/17) Goliath
Tabuni yang mengklaim sebagai Jenderal dan Komando Nasional Tentara Pembebasan
Nasional Papua Barat (TPNPB) menyatakan perang terhadap Pemerintah Indonesia.
Tabuni juga mengundang PBB, khususnya tentara di pangkalan Amerika di
Darwin, Australia, untuk masuk Papua.
Dalam
pernyataan tersebut juga nampak ada perpecahan dalam tubuh
organisasi papua merdeka. Karena itu Tabuni memperingatkan organisasi lain
untuk menolak pimpinan lain selain Tabuni.
Berikut
pernyataan lengkap Goliath Tabuni sesuai aslinya (pernyataan sikap ini mulanya
ditulis huruf besar semua).
Pernyataan Sikap
Bahwa,
dengan mengingat perjuangan kemerdekaan bangsa Papua Barat, maka Komando
Nasional Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB), sebagai Tentara
Perjuangan Benteng Nasional Bangsa Papua, yang memperjuangkan hak penentuan
nasib sendiri bagi rakyat dan bangsa Papua Barat.
Dengan
ini, dibawah Pimpinan Jenderal Goliath Tabuni kami menyeruhkan dan menyatakan
pernyataan sikap.
Pertama :
Kepada Komando Daerah Pertahanan (KODAP) di seluruh wilayah Papua Barat,
segerah melaksanakan revolusi tahapan sesuai perintah panglima tinggi tanggal
11 Desember 2012 di Tingginambut.
Kedua :
TPNPB di seluruh pegunungan, pesisir pantai di Papua Barat bersatu dalam satu
komando nasional, dan sekarang kami satukan kekuatan senjata dan amunisi. Maka
kami nyatakan sikap bahwa siap perang lawan militer Indonesia hanya untuk satu
tujuan Papua merdeka.
Ketiga :
TPNPB perang bukan minta otonomi, pemekaran atau minta makan minum, tetapi
TPNPB perang untuk merebut kemerdekaan Papua Barat, maka perlawanan bersenjata
TPNPB dan militer Indonesia, tidak akan berhenti sebelum misi perdamaian PBB
masuk di Papua Barat.
Keempat :
Kami menyeruhkan kepada negara-negara pendukung kemerdekaan Papua Barat di
seluruh dunia, bahwa segerah mendesak PBB untuk kirim pasukan perdamaian
pangkalan militer Amerika yang ada di Darwin Australia masuk di Papua untuk
mengadakan referendum Papua Barat.
Kelima :
Kepada pimpinan ULMWP dan pimpinan NRFPB, WPNCL dan PNWP segerah hentikan
perlombaan kabinet dan konstitusi negara masing-masing. TPN-OPM tidak mengakui
semua kabinet dan konstitusi selain 1 Juli 1971, oleh karena itu, TPNPB
memberikan warning kepada kelompok yang bermain kepentingan yang menghambat
perjuangan Papua merdeka.
Keenam :
TPNPB dan rakyat bangsa Papua Barat mendukung penuh ULMWP menjadi anggota penuh
di MSG pada KTT MSG tanggal 21–22 Desember 2016 di Vanuatu, dengan alas an
bahwa bangsa Papua Barat bukan Melayu kami adalah ras Melanesia.
Ketujuh :
Komando nasional dibawah Pimpinan Jenderal Goliath Tabuni adalah satu kesatuan
Tentara Nasional Bangsa Papua Barat, yang dipilih melalui Forum KTT TPN-OPM di
Biak tanggal 1-5 Mei 2012, maka siapapun yang berada di suatu negra merdeka
kelaim sebagai panglima tinggi atas nama bangsa Papua Barat demi hukum kami
menyatakan tidak.
Demikian pernyataan kami Komando Nasional Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat, Organisasi Papua Merdeka.
Pada tanggal : 19 Desember 2016
Di Markas KODAP : Kwiyawagi Papua Barat
Sumber
: gatranews.com
Goliat Tabuni Sahkan KODAP Sinak dan
Dukung ULMWP Jadi Anggota Penuh MSG
JAYAPURA,
SUARAPAPUA.com—- Tentara Pembebeasan Nasional (TPN) Papua Barat pimpinan
Jenderal Goliath Tabuni melalui komandan operasinya, Lekagak Telenggen telah
sahkan Komando Daerah Pertahanan (KODAP) Sinak dan serahkan Surat Keputusan
tentang pembentukannya pada 19 Desember 2016 di Kwiyawagi, Jayawijaya, Papua
Barat.
Selain
itu Jenderal Goliat Tabuni juga menyatakan secara resmi mendukung seluruh
agenda perjuangan United Liberation Movement for West Papua (ULMWP). Goliat
Tabuni juga menyerukan agar dilakukan persatuan dan penggabungan kekuatan yang
ada di tujuh KODAP yang ada di bawah garis komandonya.
Dalam
siaran pers yang diterima suarapapua.com pada Sabtu (7/1/2016), dijelaskan,
pada 19 Desember lalu telah dilakukan kegiatan acara penyerahan Surat Keputusan
(SK) KODAP Sinak dan persatuan komando daerah pertahanan tujuh KODAP serta
bacakan surat pernyataan.
“Surat
pernyataan tersebut ditunjukan kepada Pemerintah Indonesia, dunia
Internasional, Oranisasi Perjungan Papua Merdeka dan Birokrat Orang Asli Papua
di seluruh wilayah Papua Barat,” tulisanya dalam siaran pers dan video yang
berisi pembacaan pernyataan sikap Goliat Tabuni yang dibacakan komandan
Operasi, Lekagak Telenggen tersebut.
Dijelaskan,
pada acara tersebut tujuh KODAP yang hadir telah menyusun beberapa strategi
yang penting dan dilakukan persatuan komando dengan tujuan untuk melakukan
tahapan revolusi sesuai intruksi panglima tinggi TPN-OPM yakni Jenderal Goliat
Tabuni.
“Kegiatan
tersebut dilakukan di markas Kwiyawagi dengan disaksikan ribuan rakyat Papua
serta parajurit TPN PB yang telah hadir dan membuat pernyataan pada sebuah
upacara resmi. Tujuh KODAP telah berkomitmen satukan semua kekuatan yang
dimiliki dari KODAP masing-masing yang telah hadir pada acara itu,” jelasnya.
Dikatakan,
yang hadir dalam acara tersebut adalah utusan dan pimpinan dari tujuh KODAP
serta perwakilan dan utusan delegasi aggota perkompi yang diutus untuk
mengikuti acara yang dimaksud.
Jenderal
Goliat Tabuni melalui pernyataan tertulisnya yang dibacakan komandan Operasi
TPNPB OPM Lekagak G.Telenggen dalam rekamannya videonya tersebut menegaskan, TPN
PB – OPM mendukung penuh ULMWP menjadi anggota penuh di Melanesia Sperhead
Group (MSG) karena bangsa Papua Barat bukan Melayu melainkan bangsa Papua Barat
adalah ras Melanesia.
Disebutkan,
dalam upacara penyerahan SK ke tujuh Komando Daerah Pertahanan (KODAP) Sinak
yang digelar pada 19 Desember 2016 lalu di Kwiyawagi tersebut dihadiri ribuan
rakyat Papua Barat, ratusan prajurit TPN-OPM.
Selain
itu Tujuh pimpinan dari KODAP yang hadir dalam kegiatan itu adalah Brigjend.
Militer Murib panglima KODAP Sinak, Panglima KODAP Kwiyawagi Brigjend. Biliru
Murib dan Panglima KODAP Ilaga Brigjend. Peni Murib dan komandan operasi
TPN-OPM Lekagak Telenggen. Mereka menyeruhkan agar elit politik di ULMWP
menghentikan pertarungan kepentingan faksi.
“Pimpinan
ULMWP, NRFPB, WPNCL dan PNWP segera hentikan perlombaan (menyusun) kabinet dan
konstitusi negara masing-masing,” tegasnya Tabuni dalam pernyataannya itu.
Karena,
kata Tabuni, TPN-OPM tidak mengakui semua kabinet dan konstitusi milik faksi.
TPN-OPM hanya mengakui konstitusi 1 Juli 1971. Kepada yang berlomba, TPNPB
menayangkan perlombaan kepentingan yang sangat menghambat perjuangan pembebasan
Rakyat West Papua dari penjajahan itu.
Goliat
Tabuni melalui Jenderal operasinya menyeruhkan kepada Komando Daerah Pertahanan
(KODAP) di seluruh wilayah Papua Barat melaksanakan revolusi tahapan sesuai
perintah panglima tertinggi yang dinobatkan sejak 11 Desember 2012 di
Tingginambut, Puncak Jaya, Papua.
“Revolusi
tahapan itu harus terwujud dalam satu kesatuan komando Nasional di seluruh
wilayah pegunungan, pesisir pantai di Papua Barat untuk satu tujuan Papua
Merdeka bukan minta otonomi, pemekaran atau minta makan minum,” tegasnya.
Dikatakan,
perlawanan bersenjata TPNPB dan militer Indonesia, tidak akan berhenti sebelum
misi perdamaian PBB masuk di Papua Barat. Karena itu, pihaknya menyeruhan
kepada negara-negara pendukung kemerdekaan Papua Barat di seluruh dunia, bahwa
segerah mendesak PBB untuk kirim pasukan Perdamaian ke Papua untuk suatu
tahapan menentukan nasib sendiri bagi rakyat Papua melalalui Refrendum.
“Kami
menyeruhkan kepada negara-negara pendukung kemerdekaan Papua Barat di seluruh
dunia, bahwa segerah mendesak PBB untuk kirim pasukan perdamaian pangkalan
militer Amerika yang ada di Darwin Australia masuk di Papua untuk mengadakan
referendum di Papua Barat,” tegasnya.
Mewakili
tujuh KODAP wilayah Pegunungan Papua, Panglima KODAP Kwiyawagi Brigjend. Biliru
Murib menyatakan pihaknya siap melaksanakan tahapan revolusi. Tahapan revolusi
dalam batasan-batasan wilayah kekuasaannya.
Disebutkan,
salah satu langkah pasti baginya, militer Indonesia tidak boleh memasuki
wilayah kekuasaannya itu. Resiko dari melewati batas wilayah adalah peperangan.
Pihaknya tidak segan-segan mengeluarkan amunisinya.
“Jika
kedapatan militer Indonesia melintas wilayah yang telah patok, TPNPB tetap akan
tembak mati,” tegasnya tanpa memberikan batasan wilayah yang jelas dan tegas.
Ditegaskan
pul, Komando nasional dibawah pimpinan jenderal Goliath Tabuni adalah satu
kesatuan Tentara Nasional Pembebasan Bangsa Papua Barat yang dipilih melalui
forum KTT TPN-OPM di Biak tanggal 1-5 mei 2012.
“Maka
siapapun yang berada di suatu negara merdeka kelaim sebagai panglima tinggi
atas nama Bangsa Papua Barat demi hukum kami menyatakan tidak,” tegasnya
Respon Kodam XVII Cenderawasih
Seperti
dilansir gatra.com, Kodam XVII/Cenderawasih mengklaim situasi Tanah Papua dalam
keadaan aman dan kondusif. Bahkan hampir seluruh masyarakat Papua sedang
mempersiapkan Pemilukada serentak Februari 2017 mendatang.
Kapendam
XVII/Cenderawasih, Kolonel Inf Teguh Pudji Rahardjo menyebutkan pernyataan
ultimatum perang yang dinyatakan oleh Goliat Tabuni, salah satu pimpinan
Organisasi Papua Merdeka (OPM) di wilayah Puncak Jaya diduga terkait indikasi
dukung mendukung dalam kelompok OPM pada Pilkada di Puncak Jaya.
“Pernyataan
itu malahan kami indikasikan karena didalam kelompok Goliat ada saling
mendukung kandidat dalam pilkada setempat. Situasi di Puncak Jaya atau wilayah
lain, aman-aman saja,” jelasnya kepada GATRAnews, Senin (10/1).
Kodam
Cenderawasih juga mengklaim tak mendapatkan surat ataupun sejenisnya yang
menyatakan perang dari kelompok OPM itu. “Kalau menyatakan perang ya ke kami,
bukan ke media. Kami tak menerima langsung pernyataan yang tak bisa
dipertanggung jawabkan ini,” ungkapnya.
Menurut
Kodam Cenderawasih, Goliat Tabuni adalah masyarakat biasa yang wajib dilindungi
dan memiliki hak dan kewajiban yang sama untuk membangun daerahnya. Walaupun
Goliat memiliki anggota atau anak buah yang sudah bergabung dengan NKRI, Kodam
Cenderawasih masih menunggu Goliat untuk turun gunung dan bergabung dengan
pemerintah.
“Enumbi
itu kan pengawalnya. Enumbi sudah menyerahkan diri ke NKRI dan bergabung
membangun daerahnya. Untuk pernyataan perang tersebut, ya kami ketawa saja lah.
Tak perlu ditanggapi itu. Kami yang dilatih perang saja, justru ingin perang
dengan pembangunan, artinya membuka keterisolasian Papua dengan pembangunan,”
ucapnya.
Kodam
Cenderawasih mengaku walau sejumlah anak buahnya sudah menyerah dan bergabung
dengan NKRI, kelompok Goliat Tabuni masih memiliki kekuatan senjata, walaupun
kekuatannya sangat kecil. “Goliat itu sudah tua dan sakit-sakitan, kami ga
perlu tanggapi dia lah,” kata Teguh.
Pewarta: Arnold Belau
Sumber
: Suara Papua
Tidak ada komentar:
Posting Komentar