Panglima
TNI Jenderal Gatot Nurmantyo dinilai mempunyai peluang yang cukup besar jika
maju sebagai calon presiden maupun calon wakil presiden dalam Pilpres 2019
mendatang. Pasalnya, Gatot merupakan tipikal pemimpin yang dekat dengan
prajurit, artinya identik akan dekat dengan rakyat nantinya.
"Beliau
(Gatot) tipikal pemimpin yang dekat dengan prajurit artinya identik akan dekat
dengan rakyat nantinya. Beliau sangat bersih terutama tidak terkait dengn
pelanggaran HAM dan syarat akan prestasi," ucap Ketua Pusat Kajian dan
Kepakaran Statistika (PK2S) Universitas Padjadjaran (Unpad) Toni Toharudin,
kepada "PR" online, Selasa (2/2/2016).
Apalagi,
kata Toni, peluang Gatot akan semakin besar di Pilpres 2019 jika mampu
mengkombinasikan pasangan antara militer dan sipil. Sebab, kombinasi keduanya
menjadi keinginan publik yang kuat.
"Pak
Gatot mempunyai peluang yang cukup besar saat ini baik sebagai Capres maupun
Cawapres dalam pilpres yang akan datang. Maksud saya kombinasi antara sipil dan
militer ini menjadi keinginan publik yg besar. Jadi bisa sebagai capres maupun
cawapres," ujar Toni.
Sebelumnya,
Segitiga Institute melakukan survei bahwa mayoritas publik, atau sekitar 40,5
persen, menghendaki presiden RI 2019-2024 kembali dipegang dengan latar
belakang TNI. Sementara itu, 21,4 persen publik menghendaki capres
berlatarbelakang sipil dan 27,3 persen tidak lagi mempersoalkan sipil maupun
militer. Sedangkan 10,8 persen menjawab tidak tahu.
Setelah
data di atas diperoleh, Segitiga Institute pun mencoba memberikan pertanyaan
tertutup dengan menawarkan empat nama. Nama ini dipilih karena berada di puncak
tertinggi TNI.Yaitu mantan Panglima TNI Djoko Suyanto, mantan Panglima TNI Agus
Suhartono, mantan Panglima TNI Moledoko dan Panglima TNI saat ini Gatot
Nurmantyo.
Dari
data yang diperoleh, ternyata pilihan tertinggi jatuh pada Gatot Nurmantyo.
Tingkat elektabilitas Gatot mencapai 35, 9 persen. Disusul oleh Djoko Suyanto
(27, 4 persen), Moeldoko (22, 6 persen) dan Agus Suhartono (14,1 persen).
Menarik
bila nama Pramono Edhi Wibowo dimasukkan ke dalam pertanyaan survei. Posisi
Pramono berhasil mengungguli posisi Agus Suhartono. Rincian lengkap dengan lima
nama adalah Gatot (34,7 persen), Djoko Suyanto (25,2 persen), Moeldoko (19,3
persen), Pramono Edhi (18,6 persen) dan Agus Suhartono 2,2 persen.
Jumlah
sampel dalam survei ini sebanyak 1225 responden, yang diperoleh melalui teknik
pengambilan sampel secara berjenjang atau multistage random sampling. Tingkat
kepercayaan survei sebesar 95 persen, dengan margin of error plus minus 2,8
persen.
Sedangkan
pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik wawancara dengan responden
dengan pedoman kuesioner. (Miradin Syahbana Rizky).
Sumber
: pikiran-rakyat.com
Bagaimana
menurut anda?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar