Rabu, 09 November 2016

Gatot Nurmantyo Dianggap Layak Jadi Calon Presiden. Ini Alasannya,,

Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo dinilai mempunyai peluang yang cukup besar jika maju sebagai calon presiden maupun calon wakil presiden dalam Pilpres 2019 mendatang. Pasalnya, Gatot merupakan tipikal pemimpin yang dekat dengan prajurit, artinya identik akan dekat dengan rakyat nantinya.

"Beliau (Gatot) tipikal pemimpin yang dekat dengan prajurit artinya identik akan dekat dengan rakyat nantinya. Beliau sangat bersih terutama tidak terkait dengn pelanggaran HAM dan syarat akan prestasi," ucap Ketua Pusat Kajian dan Kepakaran Statistika (PK2S) Universitas Padjadjaran (Unpad) Toni Toharudin, kepada "PR" online, Selasa (2/2/2016).

Apalagi, kata Toni, peluang Gatot akan semakin besar di Pilpres 2019 jika mampu mengkombinasikan pasangan antara militer dan sipil. Sebab, kombinasi keduanya menjadi keinginan publik yang kuat.

"Pak Gatot mempunyai peluang yang cukup besar saat ini baik sebagai Capres maupun Cawapres dalam pilpres yang akan datang. Maksud saya kombinasi antara sipil dan militer ini menjadi keinginan publik yg besar. Jadi bisa sebagai capres maupun cawapres," ujar Toni.

Sebelumnya, Segitiga Institute melakukan survei bahwa mayoritas publik, atau sekitar 40,5 persen, menghendaki presiden RI 2019-2024 kembali dipegang dengan latar belakang TNI. Sementara itu, 21,4 persen publik menghendaki capres berlatarbelakang sipil dan 27,3 persen tidak lagi mempersoalkan sipil maupun militer. Sedangkan 10,8 persen menjawab tidak tahu.

Setelah data di atas diperoleh, Segitiga Institute pun mencoba memberikan pertanyaan tertutup dengan menawarkan empat nama. Nama ini dipilih karena berada di puncak tertinggi TNI.Yaitu mantan Panglima TNI Djoko Suyanto, mantan Panglima TNI Agus Suhartono, mantan Panglima TNI Moledoko dan Panglima TNI saat ini Gatot Nurmantyo.

Dari data yang diperoleh, ternyata pilihan tertinggi jatuh pada Gatot Nurmantyo. Tingkat elektabilitas Gatot mencapai 35, 9 persen. Disusul oleh Djoko Suyanto (27, 4 persen), Moeldoko (22, 6 persen) dan Agus Suhartono (14,1 persen).

Menarik bila nama Pramono Edhi Wibowo dimasukkan ke dalam pertanyaan survei. Posisi Pramono berhasil mengungguli posisi Agus Suhartono. Rincian lengkap dengan lima nama adalah Gatot (34,7 persen), Djoko Suyanto (25,2 persen), Moeldoko (19,3 persen), Pramono Edhi (18,6 persen) dan Agus Suhartono 2,2 persen.

Jumlah sampel dalam survei ini sebanyak 1225 responden, yang diperoleh melalui teknik pengambilan sampel secara berjenjang atau multistage random sampling. Tingkat kepercayaan survei sebesar 95 persen, dengan margin of error plus minus 2,8 persen.

Sedangkan pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik wawancara dengan responden dengan pedoman kuesioner. (Miradin Syahbana Rizky).

Sumber : pikiran-rakyat.com

Bagaimana menurut anda?


Tidak ada komentar:

Posting Komentar