Selasa, 11 Juli 2017

APESS..! Nekat Mencuri di Rumah KOPASKA, Maling Ini Menerima Hal Tidak Terduga!

Keheningan malam di perkampungan Simorejo, Sukomanunggal, Surabaya pecah, Rabu dini hari (5/7). Suara letusan tembakan terdengar dari rumah nomor 102 A. Rumah tersebut dihuni oleh Mayor TW, seorang anggota Komando Pasukan Katak (Kopaska), salah satu pasukan elite dari TNI AL.

Berdasar informasi yang didapat dari sumber JawaPos.com di internal kepolisian, sekitar pukul 01.00 rumah Mayor TW disatroni maling. Saat itu istrinya mendengar suara pintu pagar rumah seperti dibuka paksa. "Korban (Mayor TW) sudah curiga kalau pagar dibuka oleh kawanan maling. Dia kemudian meminta istrinya untuk tetap tenang," cerita sumber tersebut.

Setelah itu, TW berinisiatif naik ke lantai dua rumahnya, sambil membawa pistol. Dari situ, dia bisa melihat ke arah pagar dengan sudut yang lebih luas. Dia melihat ada tiga orang pencuri yang sudah berhasil menggondol motor Honda Beat miliknya.

Saat TW tahu, posisi motornya sudah ada di luar. Kemungkinan para pelaku mengangkat motor tersebut melewati pagar. Melihat hal itu, TW pun bereaksi cepat. Dor! Senjata api yang dipegangnya ditembakkan ke arah kawanan maling tersebut. Satu orang pelaku tewas di lokasi. Sedangkan dua orang lainnya kabur. Peluru bersarang di bawah ketiak kirinya. "Menurut penuturan korban, tembakannya juga mengenai salah satu pelaku yang kabur," tambah sumber tersebut.

Mendengar suara tembakan, warga sekitar sempat tidak berani keluar rumah. Baru setelah dirasa aman, mereka memastikan apa yang terjadi. Setelah tahu ada maling yang ditembak, mereka mendatanginya. Mayat maling tersebut kemudian dikeluarkan dari rumah TW.

Hingga saat ini, belum diketahui identitas maling motor yang tewas ditembak tersebut. Sekitar pukul 03.12, Tim Inafis Polrestabes Surabaya mendatangi lokasi kejadian. Jenazah maling tersebut kemudian dibawa ke RSUD dr. Setomo untuk diautopsi lebih lanjut.

Polisi masih belum berkomentar banyak soal peristiwa ini. Kanitreskrim Polsek Sukomanunggal Iptu Misdianto mengatakan bahwa pihaknya masih mengumpulkan data-data dan keterangan korban. Profesi korban sebagai TNI tentunya juga dipikirkan oleh polisi. "Kami sudah berkordinasi dengan PM (polisi militer) dalam perkara ini," ucap Misdi. 

sumber : jawapos

Tidak ada komentar:

Posting Komentar