Jumat, 14 Juli 2017

Anggotanya Dibunuh, Pangdam Perintahkan 'HABISI' Seluruh Geng Motor di Riau!

Pangdam I Bukit Barisan Mayjen TNI Cucu Somantri berang, mengetahui ada prajuritnya yang tewas ditikam oleh geng motor, di Kateman Kabupaten Inhil, Riau. Jenderal bintang dua ini pun memerintahkan pasukannya untuk 'memberangus' keberadaan geng motor.

Kekesalan Mayjen TNI Cucu Somantri ini dia luapkan saat konfrensi pers di ruang VVIP Lancang Kuning Bandara Internasional Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru, Sabtu (8/7/2017) sore. Ia sengaja datang jauh-jauh untuk mengetahui persis kejadian tragis yang menimpa anak buahnya, Serda Musaini, anggota Bhabinsa di Kateman, Kabupaten Inhil tersebut.

"Saya akan mendorong aparat keamanan untuk menertibkan geng motor. Saya pun juga perintahkan seluruh jajaran di Kodam I, diantaranya Sumut, Riau, Padang dan Kepri agar tidak ada lagi geng motor yang resahkan masyarakat. Ini sudah keterlaluan, bahkan aparat sudah jadi korban," tegasnya.

Hal itu wajar menurutnya, lantaran aksi geng motor sudah sangat meresahkan. Keberadaan penganggu seperti mereka bahkan tidak hanya di kota besar, melainkan sudah ke pelosok, salah satunya di Kateman, Inhil, tempat almarhum Musaini berdinas. "Ini keterlaluan," jawabnya diwawancarai GoRiau.com (GoNews Grup).

Saat kejadian, sambungnya didampingi Danrem 031 Wirabima Brigjen Abdul Karim, prajuritnya tersebut sedang melaksanakan tugas melayani masyarakat. Pelaku berinisial Tam, anggota geng motor tersebut kebetulan ugal-ugalan di jalan, sehingga ditegur oleh Serda Musaini.

"Lagi ikut proses pemakaman warga setempat, di jalan ada sekelompok anak muda bagian dari gang motor, free style ganggu jalanya pemakaman, bahkan jarak 50 meter melewati jenazah menabrak rumah ustad, saat dijalan itu ditegur dia ngelawan. Setelah kejadian itu, karena dendam korban ditikam," singkatnya.

"Ini keterlaluan, sudah berani nusuk Tentara, dia (Musaini) tidak bersenjata, lagi dinas dan membantu warga yang meninggal, itu sudah keterlaluan, kalau sama tentara saja berani geng motor ini, apalagi masyarakat umum," geram Jenderal bintang dua tersebut. ***

sumber : goriau

Kamis, 13 Juli 2017

Kembali Berulah.! Tentara Malaysia Bayang-Bayangi Suar Karang Unarang!

Pembangunan suar Karang Unarang di perairan ambang batas laut (ambalat) Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, sempat dibayang-bayangi kapal Tentara Laut Diraja Malaysia (TLDM).

Kapal tentara laut Malaysia sempat menurunkan 2 buah sekoci dari jarak 3 mil dari suar Karang Unanrang.

Komandan TNI Angkatan Laut Nunukan Letkol Lut (P) Ari Aryono mengatakan, 2 sekoci tersebut kemudian kembali ke kapal marine dan pergi begitu kapal perang TNI AL mendekati wilayah perairan tersebut.

“Kemarin sebelum lebaran, kapal marine sempat menurunkan 2 sekoci dari jarak 3 mil. Tapi mereka langsung menarik sekocinya dan pergi ketika kapal perang kita menghampiri mereka,” ujarnya, Rabu (12/07/2017).

Sejak dilaksanakan pada awal Bulan Juni 2017, pembangunan Suar Karang Unarang saat ini telah mencapai 65 persen dari target dan akan selesai pada akhir Agustus mendatang.

Saat ini, pembangunan suar sudah memasuki tahap plesteran tembok, dan pemasangan menara suar. Untuk menjaga kemanan pekerja, TNI AL menurunkan 2 personel bersenjata pada kapal tongkang yang digunakan untuk pembangunan suar.

"Jadi ada 2 personel bersenjata yang ikut di kapal tongkang menjaga pekerja,” imbuh Ari Aryono.

Pembangunan suar Karang Unarang, selain sebagai tanda tapal batas perairan antarnegara, juga untuk memandu keberadaan kapal yang berlayar di perairan Karang Unarang.

Selain personel bersenjata, pembangunan suar Karang Unarang juga dijaga oleh kapal perang TNI AL yang berjaga secara bergiliran di perairan ambalat.

Sejumlah Kapal Republik Indonesia yang disiagakan mengamankan kawasan ambalat masing-masing, KRI RCG di Perairan Tarakan, KRI SDT di Perairan Karang Unarang, KRI KDA dan KRI TSR yang lego jangkar di Perairan Tarakan, KRI PRP di Perairan Nunukan dan Pesud P-861 Round.

Pengawalan oleh TNI AL dalam pembangunan suar karang Unanrang untuk mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan seperti pada pembangunan suar Karang Unarang pada tahun 2005 lalu.

Pembangunan menara suar Karang Unarang di perbatasan Indonesia-Malaysia pada saat itu sempat membuat hubungan kedua negara memanas karena adanya manuver dari kapal perang Malaysia yang sempat memaksa pekerja menghentikan pembangunan suar.

sumber : kompas.com

Selasa, 11 Juli 2017

APESS..! Nekat Mencuri di Rumah KOPASKA, Maling Ini Menerima Hal Tidak Terduga!

Keheningan malam di perkampungan Simorejo, Sukomanunggal, Surabaya pecah, Rabu dini hari (5/7). Suara letusan tembakan terdengar dari rumah nomor 102 A. Rumah tersebut dihuni oleh Mayor TW, seorang anggota Komando Pasukan Katak (Kopaska), salah satu pasukan elite dari TNI AL.

Berdasar informasi yang didapat dari sumber JawaPos.com di internal kepolisian, sekitar pukul 01.00 rumah Mayor TW disatroni maling. Saat itu istrinya mendengar suara pintu pagar rumah seperti dibuka paksa. "Korban (Mayor TW) sudah curiga kalau pagar dibuka oleh kawanan maling. Dia kemudian meminta istrinya untuk tetap tenang," cerita sumber tersebut.

Setelah itu, TW berinisiatif naik ke lantai dua rumahnya, sambil membawa pistol. Dari situ, dia bisa melihat ke arah pagar dengan sudut yang lebih luas. Dia melihat ada tiga orang pencuri yang sudah berhasil menggondol motor Honda Beat miliknya.

Saat TW tahu, posisi motornya sudah ada di luar. Kemungkinan para pelaku mengangkat motor tersebut melewati pagar. Melihat hal itu, TW pun bereaksi cepat. Dor! Senjata api yang dipegangnya ditembakkan ke arah kawanan maling tersebut. Satu orang pelaku tewas di lokasi. Sedangkan dua orang lainnya kabur. Peluru bersarang di bawah ketiak kirinya. "Menurut penuturan korban, tembakannya juga mengenai salah satu pelaku yang kabur," tambah sumber tersebut.

Mendengar suara tembakan, warga sekitar sempat tidak berani keluar rumah. Baru setelah dirasa aman, mereka memastikan apa yang terjadi. Setelah tahu ada maling yang ditembak, mereka mendatanginya. Mayat maling tersebut kemudian dikeluarkan dari rumah TW.

Hingga saat ini, belum diketahui identitas maling motor yang tewas ditembak tersebut. Sekitar pukul 03.12, Tim Inafis Polrestabes Surabaya mendatangi lokasi kejadian. Jenazah maling tersebut kemudian dibawa ke RSUD dr. Setomo untuk diautopsi lebih lanjut.

Polisi masih belum berkomentar banyak soal peristiwa ini. Kanitreskrim Polsek Sukomanunggal Iptu Misdianto mengatakan bahwa pihaknya masih mengumpulkan data-data dan keterangan korban. Profesi korban sebagai TNI tentunya juga dipikirkan oleh polisi. "Kami sudah berkordinasi dengan PM (polisi militer) dalam perkara ini," ucap Misdi. 

sumber : jawapos

Selasa, 04 Juli 2017

LUAR BIASA.! Ratusan Anggota OPM Deklarasi Setia NKRI, Ini Alasannya!

Ratusan anggota dan simpatisan kelompok pemberontak Organisasi Papua Merdeka (OPM) menyatakan sikapnya akan menghentikan aksi bersenjata melawan pemerintah Indonesia. Mereka juga menyatakan diri akan bergabung dengan NKRI dan bersama-sama membangun masyarakat. Pernyataan sikap itu dideklarasikan di Markas OPM Tingginambut, Puncak Jaya, markas Komando Jenderal Goliat Tabuni, Jumat, 1 Juli 2017, tepat pada hari ulang tahun OPM. Yusko Kogoya, mantan anggota OPM wilayah Illu yang membacakan pernyataan sikap OPM mengtakan, ia dan ratusan pengikutnya akan setia kepada NKRI dan membela Tanah Air Indonesia dan mendukung Pancasila sebagai Ideologi Negara.
"Mulai sekarang kami menolak kelompok antipembangunan yang mengatasnamankan perjuangan kemerdekaan Papua," ujarnya.
Yusko dan ratusan pengikutnya juga akan menghentikan aksi-aksi bersenjata dan siap mendukung pembangunan di wilayah Puncak Jaya. "Kami bersedia mengajak saudara-saudara kami yang masih berada di hutan, agar segera turun dan kembali ke pangkuan NKRI," ucapnya.
Bupati Puncak Jaya, Henok Ibo, mengapresiasi bergabungnya ratusan anggota dan simpatisan OPM ke NKRI. Dengan begitu, diharapkan proses pembangunan yang kini tengah berjalan di Tingginambut dan Puncak Jaya, akan semakin lancar dan benar-benar dinikmati masyarakat.
"Kita berharap tidak ada lagi aksi kekerasan yang menimbulkan korban jiwa," kata Henok. Atas nama Bupati dan rakyat Puncak Jaya, Henok juga meminta maaf kepada keluarga TNI/Polri maupun masyarakat yang menjadi korban di Tingginambut. "Sudah ratusan nyawa melayang akibat aksi kekerasan yang terjadi, semoga dengan sikap ini, diharapkan tidak ada lagi kekerasan yang muncul," katanya. Pada kesempatan itu, Bupati juga memperkenalkan Wanis Tabuni kepada para pewarta yang menghadiri pernyataan sikap, sebagai salah satu orang dekat (guru spiritual) Goliat Tabuni. "Hari ini atas nama pemerintah, Bupati meminta kepada Wanis Tabuni agar dapat menurunkan GT dan diberi waktu selama 1 bulan ini," ujar Henok.
Langsung pada saat itu, Wanis Tabuni melalui pengeras suara meminta Goliat Tabuni untuk turun gunung bergabung dengan para anggota OPM lainnya, bergabung dengan NKRI.
"Saat ini Kakakmu sudah turun dan berada di Tingginambut bersama masyarakat. Adikku Goliat Tabuni, pemerintah hanya memberikan waktu selama 1 bulan untuk turun dan bergabung dengan masyarakat yang lain," kata Wanis dengan pengeras suara.
Sementara itu, Goliat Tabuni, belum dapat dikonfirmasi terkait ratusan pengikutnya yang sudah kembali bergabung dengan NKRI. Telepon selulernya tidak aktif saat dihubungi. Setelah pernyataan sikap kemudian digelar aksi bakar batu (acara adat Papua).
Aksi terakhir yang diduga dilakukan kelompok bersenjata di Puncak Jaya adalah menembaki pesawat Susi Air pada 16 Juni lalu, saat pemungutan suara ulang Pilkada Puncak Jaya. Tidak ada korban dalam peristiwa itu.

sumber : viva

Jumat, 30 Juni 2017

Indonesia BELI Pesawat Tempur SUKHOI Su-35. Negara Tetangga Siap-Siap MERINDING!

Rusia akan menandatangani kesepakatan pengiriman jet tempur Su-35 ke Indonesia tahun ini setelah kedua belah pihak menyepakati kontrak terkait.

“Kesepakatan terkait kontrak pengiriman Su-35 ke Indonesia telah tercapai. Kontrak akan ditandatangani tahun ini,” ujar Direktur Kerja Sama Internasional dan Kebijakan Regional Rostec Viktor Kladov, Selasa (6/6), seperti yang dilaporkan TASS.

Menurut berbagai laporan, Rusia akan mengirim sepuluh unit Su-35 ke Indonesia. Sebelumnya, Kladov mengatakan bahwa masalah harga dan transfer teknologi, yang menjadi salah satu faktor alotnya negosiasi pengiriman Su-35, telah teratasi dan kedua pihak telah menyepakati isi kontrak.

Rencananya, Indonesia akan menggunakan Su-35 untuk menggantikan pesawat tempur buatan AS, F-5 Tiger, yang sudah digunakan sejak 1980-an. Indonesia sendiri sudah menggunakan jet tempur buatan Rusia, seperti Su-27 dan Su-30. 

Menerawang Plus Minus Sukhoi Su-35 Super Flanker Untuk TNI AU

Ibarat jelang Pilpres (Pemilihan Presiden) 2014 lalu, maka kontestan Sukhoi Su-35 Super Flanker bisa disebut sebagai calon paling kuat untuk memenangkan kompetisi. Tak ada yang menyangkal bahwa Su-35 adalah pesawat tempur tercanggih Rusia dengan label keunggulan multirole air superiority fighter dari generasi 4++. Lepas dari seabreg kecanggihannya, sejak awal Super Flanker ini mampu mencuri ‘hati’ publik di Indonesia.

Harus diakui, pandangan masyarakat begitu dominan menginginkan jet tempur ini sebagai pengganti F-5 E/F Tiger II TNI AU yang segera pensiun. Keinginan menggebu publik di Tanah Air setara dengan kerinduan datangnya kapal selam Kilo Class yang urung dibeli Indonesia. Dukungan pada Su-35 di ‘akar rumput’ justru mengemuka ke soal non teknis, seperti kerinduan akan kejayaan militer Indonesia saat mesra di era Uni Soviet, hingga ke soal embargo. Rusia disebut-sebut paling rendah kerawanan dalam hal embargo, bukan lantaran Rusia anti embargo, namun lebih pada kepentingan politik/ekonomi Rusia yang tak terlampau besar di Indonesia, terutama jika dibandingkan dengan kepentingan AS dan Eropa Barat di Indonesia.


Sementara TNI AU sebagai user, juga menyiratkan keinginannya untuk bisa mendapatkan pesawat tempur ini, sebagai pertimbangan mulai dari urusan daya deteren, sampai transformasi teknologi, tentu tak begitu sulit karena pilot dan teknis TNI AU sudah punya pengalaman dalam mengoperasikan Su-27SK/Su-30MK yang ada di Skadron Udara 11. Senjata yang telah dibeli untuk melengkapi Su-27/Su-30 pun dapat langsung dipasang di Su-35. Beberapa rudal canggih yang telah dimiliki TNI AU seperti rudal udara ke udara R-73, R-77 dan R-27. Sementara rudal udara ke permukaan, TNI AU sudah punya Kh-29TE dan Kh-31P.

Lepas dari soal non teknis diatas, Su-35 yang oleh NATO diberi label Flanker E memang fenomenal. Su-35 yang terbang perdana pada 19 Februari 2008, sejatinya adalah derivatif heavy upgrade dari Su-27 Flanker, single seat fighter yang juga telah dimiliki TNI AU. Meski bukan identitas resmi, versi yang ditawarkan ke Indonesia ada yang menyebut sebagai Su-35BM. Keunggulan thrust vectoring yang memungkinkan manuver cobra pughachev dapat dilakukan dengan mudah, dan memberi keunggulan tersendiri saat dog fight.

Kemunculan Su-35 Super Flanker pertama di muka publik internasional yakni pada Paris Air Show di Le Bourget tahun 2013. Di Paris Air Show, Su-35 unjuk kemampuan dengan melakukan manuver yang mencengangkan dan menurut banyak pengamat sulit ditandingi jet tempur keluaran Eropa Barat, konon yang mampu menandingi hanya F-22 Raptor yang sama-sama ditenagai mesin dengan nosel pengarah daya dorong mesin (thrust vectoring engine).

Meski secara desain bak pinak dibelah dua dengan Su-27, namun secara struktur Su-35 berbeda dengan Su-27, terlebih untuk jeroan elektronik yang dibenamkan. Bicara tentang airframe, struktur Su-35 diperkuat agar memiliki usia pakai lebih lama ketimbang Su-27, serta perkuatan airframe dimaksudkan agar pesawat mampu menahan gaya akibat manuver ekstrim. Meski avionik dan sensornya baru, tapi radarnya masih mengadopsi Irbis-E PESA (passive electronically scanned array), tapi jangkauannya terbilang jauh dan secara teknologi masih lebih baik dari mechanically scanned radar, atau radar konvensional. Radar Irbis-E di Su-35 dapat mendeteksi 30 sasaran di udara secara simultan, dan mampu melakukan serangan ke delapan target secara bersamaan. Jangkauan radar ini disebut-sebut mampu mengendus sasaran hingga jarak 400 Km.

Dan sebagai produk teknologi, Su-35 pun tak lepas dari plus minus, dan berikut plus minus Sukhoi Su-35 dari perspektif Indonesia.

Plus
– Su-35 sampai saat ini baru dimiliki Rusia, itu pun masih terbatas karena tergolong pesawat baru. Faktor ini ditambah masih misteriusnya kapabilitas Super Flanker yang masih dirahasiakan.
– Karena masih banyak yang berbau rahasia, sontak Su-35 punya daya deteren paling tinggi dibanding Eurofighter Typhoon, Dassault Rafale, dan JAS 39 Gripen NG.
– Daya angkut senjata (tonase dan jumlah) tergolong tinggi dengan 12 hard point.
– Mesin punya usia pakai yang lebih panjang ketimbang Flanker sebelumnya.
– Paling rendah kerawanan terhadap adanya embargo.
– Bisa memanfaatkan/membawa bekal senjata Flanker generasi sebelumnya.
– Mampu beroperasi dari landasan pendek berkat mesin yang dilengkapi TVC (thrust vectoring control), bahkan konfigurasi rodanya menjadikan Su-35 dapat dioperasikan dari landasan yang agak kasar.
– Pihak user (TNI AU) sudah menyatakan pilihannya pada Su-35.

Minus
– Hanya tersedia dalam varian kursi tunggal, alhasil proses latih tempura atau konversi hanya bisa dilakukan di simulator. Atau bisa juga mengandalkan Su-30MK2 Flanker yang juga telah dimiliki TNI AU.
– Biaya operasional per jam terbilang paling tinggi, ada yang menyebut Sukhoi sebagai ‘ATM terbang.’ Mengutip informasi dari defence.pk, biaya operasional per jam (cost of flying per hours) Su-27/Su-30 mencapai US$7.000, sementara untuk Su-35 biaya operasi per jam bisa mencapai US$14.000. Sebagai perbandingan biaya operasional per jam F-16 hanya US$3.600.
– Belum ada kejelasan untuk detail skema ToT (Transfer of Technology) yang ditawarkan kepada pihak PT Dirgantara Indonesia. (Ram)

Beberapa waktu lalu masyarakat Indonesia merasa prihatin dengan jatuhnya sebuah pesawat tempur ringan jenis Super Tucano yang menewaskan dua crew yaitu Mayor Pnb Ivi Safatilah (36) serta Serma Syaiful Arief Rakhman (37). Sebelumnya juga terjadi accident pesawat latih/tempur ringan TNI AU,  T-50i Golden Eagle di Jogjakarta yang juga menewaskan dua penerbangnya.
Jatuhnya dua pesawat tersebut jelas tidak menyurutkan tekad pengabdian para personil TNI AU dalam menjaga serta mempertahankan kedaulatan negara di udara. Permintaan baik para wakil rakyat maupun pimpinan negara untuk dilakukannya evaluasi terhadap kecelakaan jelas telah dan sedang dilakukan oleh para pejabat di TNI AU.

Sementara itu terpetik berita menggembirakan tentang kepastian penambahan kekuatan alutsista TNI AU berupa keputusan pembelian pesawat tempur mutakhir untuk menggantikan pesawat tempur legendaris F-5E TigerII yang habis usia pakainya. Menteri Pertahanan Jendral (Purn) Ryamizard Ryacudu mengatakan dirinya pada Maret akan berkunjung ke Rusia untuk menjadi pembicara di Satuan Pertahanan Rusia. Selain itu, kunjungan itu dalam rangka penanda tanganan pembelian 10   pesawat tempur Sukhoi (Su-35).

Ryamizard mengatakan selain membeli, Indonesia dan Rusia juga menjalin kerja sama transfer of knowledge yaitu transfer pengetahuan dengan mengirimkan beberapa anggota TNI untuk sekolah di Rusia. Harapannya, dengan bersekolah di Rusia, mereka bisa menyerap ilmu dan membawa ke Indonesia.

Pada hari yang sama, Sekretaris Dewan Keamanan Rusia, Rusia Nikolai Patrushev berkunjung ke Kantor Menkopolhukam, Selasa (9/2). Sejumlah isu dibahas pada rapat tertutup tersebut, diantaranya isu pertahanan, narkoba serta kerjasama intelijen dalam penanganan  terorisme.  Selain Menko Luhut Panjaitan, juga hadir Ryamizard, Kepala Bakamla, Kepala BNN, Kepala BIN, serta Kabais TNI.
Antara Sukhoi-35 TNI AU dan Daya Gentar

Su-35 diputuskan oleh Kemhan serta instansi terkait untuk menggantikan  pesawat tempur F-5E Tiger II yang telah bertugas selama 33 tahun.  Pemilihan pesawat sebagai kandidat pengganti F-5E TNI AU dimulai dengan menilai berbagai jenis pesawat tempur modern, diantaranya pesawat tempur Sukhoi Su-30 MKI, F-15 SE Silent Eagle, Eurofighter Typhoon, F-16 E/F Block 60/62, Rafale-B, F-18 E/F Super Hornet, Sukhoi SU-35 Flanker dan JAS-39 Gripen NG.

Semuanya adalah pesawat tempur modern generasi terbaru generasi 4.5 yang secara kasar diperkirakan memenuhi kriteria sebagai pesawat tempur strategis TNI AU, baik karakteristik umum pesawat, performance, persenjataan, dan avionics pesawat tersebut. Semuanya melalui analisa mendalam terkait dengan aspek operasi, tehnis dan non tehnis.
alutsista-e1454736101776
Peluru kendali  R-73 Vympel dan KH-31 Krypton yang dapat dipakai oleh jenis SU-27/30 dan juga SU-35BM         

Kemudian dilakukan perbandingan kemampuan pesawat yang menjadi kandidat pesawat tempur strategis. Semuanya calon diukur, apakah memenuhi kriteria penilaian yaitu, pesawat jenis multi roleminimal generasi 4.5, mampu menjangkau sasaran strategis dengan radius of action jauh, baik sasaran permukaan dan bawah permukaan, mampu melaksanakan misi pertempuran siang dan malam hari segala cuaca, memiliki radar modern dengan jangkauan jauh, mampu melaksanakan network centric warfare, perawatan mudah, peralatan avionic, navigasi dan komunikasi modern yang tersandi, peralatan perang elektronika pasif dan aktif serta memiliki kemampuan meluncurkan senjata konvensional, senjata pintar dan senjata pertempuran udara jarak sedang atau beyond visual range.
Juga dibandingkan kemampuan kandidat dalam hal kecepatan, ketinggian operasional, kemampuan tinggal landas, kemampuan jangkauan radar, kemampuan combat radius of action dan kemampuan agility pesawat (tingkat kelincahan manuver dan kecepatan reaksi pesawat untuk bertindak menyerang dan bertahan terhadap situasi baru tanpa penundaan waktu). Juga dilakukan analisa aspek aeronautic yang meliputi enam katagori yaitu ; usia perawatan air frame, engine, biaya perawatan, biaya operasi, dan perbandingan usia pakai.

Dalam bidang avionic, konfigurasi yang human machine interface, ketersediaan dukungan suku cadang, tingkat kegagalan, publikasi pemeliharaan dan operasional, kehandalan, teknologi, populasi dan kemudahan pemeliharaan. Dari sisi aspek non tehnis meliputi : tinjauan politis terkait kebijakan pemerintah, transfer teknologi, tingkat ekonomis, perbandingan dengan kemampuan pesawat yang berpotensi menjadi calon lawan, perkiraan biaya operasional nyata, kesulitan dan kemudahan pengadaan serta yang terpenting kemampuan menghasilkan efek detterent atau penggentar.
TNI AU mengajukan ke Mabes TNI dan kemudian pembahasan selanjutnya serta keputusan penentuan tentang pesawat yang dipilih masih berada di pihak pemerintah yang diwakili Kementerian Pertahanan.  Dari beberapa jenis pesawat, kini sudah diputuskan pemerintah Indonesia aakan membeli Sukhoi-35BM.

Australia sebagai tetangga terdekat Indonesia jelas kembali akan gundah, walaupun pemerintahnya sudah memutuskan akan membeli pesawat 58 buah pesawat tempur canggih  F-35 JSF (Joint Strike Fighter).  Kegundahan Australia terlihat dari pernyataan the Business Spectator di Australia yang pernah menyatakan, "Indonesia merencanakan akan membeli pesawat tempur Sukhoi dari Rusia/India yaitu  Su-35S atau selanjutnya PAK-FA T-50. Jadi pertanyaannya lebih baik (Australia) memilih F-35 daripada Hornet. Apabila Indonesia kemudian dimasa depan ikut memperkuat Angkatan Udaranya dengan SU-35 atau T-50, maka AU Australia akan menjumpai masalah besar, demikian kesimpulannya.

Lebih jauh analis Bisnis Spectator menyatakan, "Sebagai contoh, F-35 JSF (Joint Srike Fighter) dapat beroperasi secara efektif hanya untuk ketinggian maksimal sekitar 40.000 kaki (walau masih bisa beroperasi lebih tinggi tetapi kalah di tingkat yang lebih tinggi). Sebaliknya, Sukhoi dapat beroperasi pada kapasitas penuh di tingkat yang jauh lebih tinggi dan dengan kelebihan dan keuntungan, mereka memiliki sistem dan senjata yang bisa meruntuhkan sebuah JSF Australia sebelum mereka (RAAF) memiliki kesempatan menerapkan slogannya (first look, first shoot, first kill’). Ditegaskan oleh BS bahwa tidak ada pertempuran udara yang diperlukan. Pesawat Australia sudah runtuh sebelum bertempur, karena disergap jauh sebelum dia menyadarinya.

Sukhoi dinilai jauh lebih unggul dibandingkan F-35 JSF. Sukhoi-35 memiliki jangkauan efektif sekitar 4.000 km dibandingkan dengan hanya 2.200 km untuk F-35. Ini berarti JSF membutuhkan dukungan pesawat tanker untuk menutup ruang (wilayah Australia) yang lebarnya 4.000km. Selain itu, kecepatan Su-35 adalah Mach 2,4 (hampir dua setengah kali kecepatan suara), sedangkan F-35 terbatas pada Mach 1.6. Menurut Victor M. Chepkin, wakil direktur umum NPO Saturn, mesin AL-41f yang baru akan memungkinkan jet Rusia untuk supercruise (terbang pada kecepatan supersonik untuk jarak jauh.) Dengan tidak harus beralih ke afterburner. Dengan demikian, pesawat dapat mengirit bahan bakarnya. Kesimpulannya baik F-35 maupun F-18 performance-nya berada dibawah SU-35.

RSAF (AU Singapura) juga memutuskan akan membeli pesawat tempur buatan AS yang sama (F-35). Mengenai jumlah Su-35 TNI AU yang tidak genap satu skadron, jelas pemerintah kini realistis menyesuaikan dengan kemampuan keuangan negara. Selain itu kepemilikan Su-35 yang baru tidak akan menyulitkan baik penerbang maupun tehnisi TNI AU yang sudah terlatih dengan pesawat tempur Sukhoi 27 dan 30.

Dengan penambahan Su-35, maka komposisi Sukhoi-27, serta Sukhoi-30 akan semakin menggiriskan negara lain

Pemilihan Su-35 sudah memenuhi kriteria yang ditetapkan yaitu, akan dimilikinya pesawat berkemampuan multirole combat aircraft atau air superiority. Pertimbangan kedua jelas pertimbangan dari sisi commonality/penyederhanaan, yang dimaksud, pesawat baru sebaiknya tidak terlalu jauh dalam transfer teknologi dikaitkan dengan keberadaan pesawat tempur yang sudah dimiliki. Disinilah nilai tambah Sukhoi-35BM.

Penulis yakin kekurangan enam pesawat Su-35 menjadi penuh satu skadron hanyalah menunggu waktu. Nah, kini dengan keputusan dimana TNI AU akan mendapat perkuatan 10 pesawat Su-35, maka Indonesia semakin memiliki daya gentar penyergap udara yang menggiriskan sertra menjadi negara yang sangat disegani tetangganya. Semoga bermanfaat.

Penulis : Marsda TNI (Pur) Prayitno Ramelan, 

sumber : rbth I indomiliter I ramalanintelijen

Minggu, 28 Mei 2017

SIAP SIAP.! Tentara Turun Tangan Siap Membantu Polisi Berantas Geng Motor!

Kepolisian akan tindak tegas terhadap segala upaya bentuk anarkis diduga dilakukan oleh geng motor, yang selama ini meresahkan masyarakat. Kini, polisi meminta bantuan kepada pihak TNI.

"Saya sudah menerjunkan anggota bahkan saya melaksanakan patroli skala besar dengan teman-teman TNI, baik TNI AD, AL semua dan juga dari polisi militernya kami laksanakan. Jadi isu-isu terkait yang ada di situ kami sudah antisipasi lah," ujar Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Iwan Kurniawan, di Polda Metro Jaya, Rabu (24/5).

"Ya itu patroli skala besar itu. Kemudian yang kedua, saya akan lakukan penindakan yang tegas bagi geng motor yang melakukan tindakan yang melanggar hukum," tegasnya.

Menurut Iwan, berdasarkan informasi yang didapati untuk wilayah Jakarta Selatan terdapat beberapa geng motor.

"Kalau di daerah kami ada tiga atau empat. Saya lupa," katanya.

Iwan tak akan menindak tegas bagi geng motor yang mempunyai fungsi dan tujuan yang baik untuk masyarakat. Sebab, Iwan menilai masih ada geng motor yang membantu masyarakat.

"Kalau dia tak melakukan pelanggaran hukum enggan apa-apa mungkin. Geng motor yang kegiatannya positif juga ada. Seperti itu, bukan geng ya, namanya klub motor atau apa. Bakti sosial atau itu," tandasnya.

sumber : merdeka

KEREN..! Inilah Siasat Jitu Jendral Gatot Bongkar Korupsi Helikopter Senilai 220 M !

Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo dibantu KPK tengah mengusut kasus dugaan korupsi pengadaan helikopter AW101. Untuk sementara diduga kerugian mencapai Rp 220 miliar.

Polisi Militer menetapkan tiga tersangka. Pertama Masma TNI berinisial FA sebagai pejabat pembuat komitmen, Letkol TNI berinisial WW sebagai pejabat kas, dan SS sebagai staf pejabat kas yang diduga membagikan dana.

Jenderal Gatot Nurmantyo membeberkan awal mula kasus ini. Pertama dia dipanggil oleh Presiden Jokowi terkait kasus pengadaan helikopter Augusta Westland 101 ini. Presiden Jokowi sudah menolak pengadaan AW101 sebagai pesawat kepresidenan, namun kenapa heli ini tetap tiba di Lanud Halim Perdanakusuma.

"Setelah itu presiden bertanya ke saya. Kira-kira kerugian negara berapa bapak panglima? Saya sampaikan ke presiden kira-kira minimal Rp 150 miliar. Presiden menjawab, menurut saya lebih dari Rp 200 miliar, bayangkan panglima sampaikan itu tapi presiden lebih tahu kan malu saya," kata Jenderal Gatot Nurmantyo di KPK, Jumat (26/5).

Gatot segera mengusutnya. Kepala Staf TNI AU yang baru, Marsekal Hadi Tjahjanto juga langsung diminta mengusut kasus yang jadi perhatian publik ini. 

"Dengan bekerja cepat maka pada 24 Feb 2017, KASAU mengirimkan hasil investigasi. Dari hasil investigasi KASAU semakin jelas, ada pelaku-pelaku korupsi dan konspirasi," kata Gatot.

Dari laporan tersebut Gatot dan Hadi bergerak menggandeng KPK, BPK dan PPATK. Untuk mengelabui para tersangka, TNI juga sampai menyebut pengadaan helikopter tak bermasalah. Padahal ini disengaja oleh Gatot.

"Ini sebenarnya teknik untuk mengelabuhi para calon tersangkanya sehingga mereka enjoy. Ah tidak ada masalah," beber Gatot.

POM TNI dibantu KPK terus bergerak. Mereka menggeledah empat lokasi yakni PT Diratama Jaya Mandiri, rumah saksi di Bogor, rumah saksi di Sentul, dan sebuah kantor di Bidakara. 

Selain itu, masih dalam rangkaian penyidikan pihaknya juga telah memblokir PT Diratama Jaya Mandiri sebesar Rp 139 miliar. Gatot menegaskan akan mengusut tuntas kasus ini.

"TNI meningkatkan penyelidikan ke penyidikan. TNI sudah dapat informasi awal bahwa minimal ada penyimpangan mark up sekitar Rp 220 Miliar," tegas Gatot.

Sumber : merdeka

BONGKAR Korupsi Pengadaan Helikopter, Gatot Nurmantyo UMUMKAN 3 Tersangka!

Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo mengumumkan penetapan tiga tersangka dalam kasus pembelian helikopter AgustaWestland (AW) 101.

Ketiga tersangka diduga menyalahgunakan wewenang sehingga menimbulkan kerugian negara.

"Penyidik POM TNI memiliki alat bukti yang cukup untuk meningkatkan status penyelidikan ke tahap penyidikan dan menetapkan tiga tersangka dari anggota militer," ujar Gatot, dalam konferensi pers, di Gedung KPK Jakarta, Jumat (26/5/2017).

Ketiga tersangka adalah, Marsma TNI FA selaku pejabat pembuat komitmen (PPK), dan Letkol. Adm TNI WW selaku pemegang kas.

Kemudian, Pembantu Letnan Dua (Pelda) SS yang menyalurkan dana pada pihak tertentu. 

Gatot mengatakan, dari hasil penyelidikan POM TNI, diduga terjadi penyimpangan yang dilakukan para pejabat yang ditunjuk dalam proses pengadaan.

Hasil perhitungan sementara ditemukan kerugian negara sekitar Rp 220 miliar dari nilai proyek Rp 738 miliar.

Dalam kasus ini, penyidik POM TNI telah memeriksa enam saksi dari pihak militer dan tujuh saksi dari pihak sipil.

Sebagai barang bukti, penyidik memblokir rekening bank atas nama PT Diratama Jaya Mandiri.

Perusahaan tersebut merupakan perusahaan penyedia alat utama sistem persenjataan. Rekening bank tersebut berisi uang Rp 139 miliar.

Menurut Gatot, ketiganya diduga tidak hanya melanggar hukum yang mengakibatkan kerugian keuangan negara, tetapi juga diduga menyalahgunakan wewenang, insubordinasi, melakukan penipuan dan penggelapan.

Pada Februari 2017 lalu, TNI mempersilakan wartawan untuk mengambil foto satu Helikopter AgustaWestland yang terparkir di hanggar Skuadron Teknik 021, Lanud Halim Perdanakusumah, Jakarta Timur.

Kasus pembelian helikopter AgustaWestland pertama kali diungkap Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo dalam rapat kerja dengan Komisi I DPR, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (6/2/2017).

Gatot berbicara blak-blakan soal kontroversi rencana pembelian helikopter AgustaWestland 101 (AW101). 

Gatot protes lantaran rencana pembelian itu tak diketahuinya. Ia juga menyampaikan keluh kesahnya soal wewenang Panglima TNI yang terbatas soal alutsista. 

Helikopter yang hendak dibeli sempat disebut-sebut sebanyak enam unit.

Namun, hal itu sudah dibantah Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU) Marsekal Hadi Tjahjanto.

Hadi memastikan bahwa pembelian helikopter AgustaWestland 101 (AW 101) hanya satu unit.

Kepala Staf TNI Angkatan Udara Marsekal TNI sebelumnya, yakni Agus Supriatna, pernah menyatakan bahwa pihaknya akan membeli helikopter AW 101 sebanyak enam unit untuk angkut berat dan tiga unit untuk VIP. Namun, kemudian pembelian tak kunjung terlaksana.

Presiden Joko Widodo pada Desember 2015 lalu telah menolak usulan TNI Angkatan Udara terkait pengadaan helikopter tersebut.

Menurut Jokowi, pembelian helikopter VVIP itu terlalu mahal di tengah kondisi ekonomi nasional yang belum sepenuhnya bangkit. 

Namun, satu tahun berselang, TNI AU tetap membeli satu unit helikopter AW 101. Proses pembeliannya pun menjadi polemik.

sumber : kompas

Sabtu, 27 Mei 2017

SERU.! Bela Warga, Prajurit Kopassus HAJAR 8 Pemuda Mabuk dengan Tangan Kosong!

Kopassus TNI AD memberi keterangan mengenai kabar perkelahian jalanan antara seorang anggotanya dengan delapan pemuda mabuk di jalan Tanjung Sari, Sumedang pada hari Kamis malam (25/5).

Kepala Penerangan Kopassus, Letkol Inf Joko Tri Hadimantoyo, menerangkan kejadian itu berlangsung pukul 20.30 WIB. Seorang anggota Kopassus, Sertu Wahyu Fajar Dwiyana (27 tahun), sebenarnya membantu seorang warga yang dikeroyok sekelompok pemuda mabuk.

Prajurit yang bertugas di Makopassus Cijantung itu kebetulan sedang izin cuti untuk melangsungkan pernikahan. Sekitar pukul 20.00 WIB malam itu ia keluar rumah untuk membeli lampu. Saat perjalanan pulang berkendara sepeda motor di Jalan Tanjung Sari, Sertu Wahyu melihat warga pengendara motor yang sedang melintas dihadang dan dikeroyok brutal oleh sekelompok pemuda mabuk.

Wahyu Fajar spontan turun dari motornya dan awalnya mengimbau secara baik-baik agar para pemuda yang berjumlah delapan orang itu tidak melanjutkan aksinya.

"Tidak terima dengan teguran yang dilakukan Sertu Wahyu Fajar, kedelapan pemuda tersebut berbalik berusaha mengeroyok Sertu Wahyu meskipun dirinya sudah mengaku anggota TNI," jelas Letkol Inf Joko Hadimantoyo, kepada wartawan.

Selanjutnya terjadi perkelahian yang tidak seimbang. Sertu Wahyu Fajar Dwiyana membela diri dan berhasil memukul roboh salah satu pengeroyok sehingga tergeletak di jalan. Sementara tujuh pemuda lainnya melarikan diri ke berbagai arah.

Satu pengeroyok yang berhasil diringkus dibawa ke Koramil setempat yaitu Koramil Tanjung Sari Sumedang dengan korban pengendara motor sebagai saksi.

Selanjutnya, pelaku pengeroyokan yang berhasil dilumpuhkan diserahkan ke Polsek Tanjung Sari untuk diperiksa dan menjalani proses hukum lebih lanjut. Sedangkan warga yang menjadi korban kembali ke rumahnya

Sumber : rmol

Bikin Klepek Klepek Negara Adidaya, TNI-AD Kembali Juara Menembak Tingkat Dunia.!

 TNI Angkatan Darat kembali menorehkan prestasi gemilang di pentas internasional dengan menjadi Juara Umum dalam lomba tembak bergengsi antar Angkatan Darat dari 20 negara.

Lomba diselenggarakan oleh Angkatan Darat Australia (Royal Australian Army) yang bertajuk Australian Army of Skill Arms at Meeting (AASAM), berlangsung pada tanggal 5-26 Mei 2017, di Puckapunyal Military Range, Victoria, Australia.

TNI AD keluar sebagai juara umum AASAM tahun 2017 setelah meraih 28 medali emas, 6 perak dan 5 perunggu di berbagai materi lomba tembak yang diperebutkan.

Tahun lalu, dalam lomba yang sama, TNI AD menjadi juara umum dengan meraih 23 medali emas dari 50 medali emas yang diperebutkan.

Tahun ini adalah ke-10 kalinya TNI AD meraih juara umum dalam AASAM.

Negara-negara yang ikut berpartisipasi pada lomba tembak internasional tahunan ini adalah Indonesia, Australia, Jepang, Uni Emirat Arab, Anzac, Philipina, US Army, Inggris, Canada, Malaysia, Thailand, US Marines, Korea, Singapura, New Zealand, Kamboja, Timor Leste, Tonga, PNG dan Perancis.

Kontingen TNI AD berjumlah 14 orang, 4 official dan 10 petembak pada AASAM 2017 ini dipimpin oleh Letnan Kolonel Inf Josep T. Sidabutar  yang sehari-hari menjabat Kepala Staf Brigif Para Raider 17 Kostrad.

"Selama berpartisipasi pada Lomba Tembak AASAM, TNI AD senantiasa menjadi juara umum sejak pertandingan di Puckapunyal 2008, dengan menggunakan senjata jenis SS-2 V4 buatan PT Pindad yang merupakan senjata organik pasukan Kostrad," ujar Letnan Kolonel Inf  Josep T. Sidabutar.

Serda Woli Hamsan yang kesehariannya berdinas di Detasemen Markas (Denma) Markas Divisi Infanteri 1 Kostrad, Cilodong, Depok, Jawa Barat,  pun menjadi Petembak Terbaik pada Lomba Tembak AASAM tahun ini. Dia tergabung di 10 orang Petembak TNI AD.

Serda Woli Hamsan telah tujuh kali mengikuti ajang AASAM.

"Tentunya bangga dapat membawa harum nama Indonesia dan TNI. Ini membuktikan jika prajurit TNI Indonesia tangguh dan tidak bisa dianggap remeh," ujar Serda Woli Hamsan.

Rencananya, kedatangan tim kontingen TNI AD dari Australia ke Tanah Air berlangsung pada hari Minggu lusa (28/5) dengan menggunakan maskapai Garuda Indonesia.

Berikut perolehan akhir medali AASAM pada tanggal 26 Mei 2017

1. Indonesia : 28 Emas, 6 Perak, 5 Perunggu.
2. Australia : 14 Emas, 16 Perak, 16 Perunggu.
3. Jepang : 10 Emas, 7 Perak, 7 Perunggu.
4. Uni Emirat Arab : 2 Emas.
5. Anzac : 3 Emas, 3 Perak.
6. Philipina : 4 Emas, 4 Perak, 4 Perunggu.
7. US Army : 1 Emas, 1 Perunggu.
8. UK (Inggris) : 1 Perak, 2 Perunggu.
9. Canada : 2 Emas, 5 Perak, 4 Perunggu.
10. Malaysia : 1 Perak, 3 Perunggu.
11. Thailand : 1 Emas, 4 Perak, 2 Perunggu.
12. US Marines : 2 Perunggu.
13. Korea : 2 Emas, 3 Perak, 1 Perunggu.
14. Singapura : 2 Perak.
15. New Zealand : 1 Emas, 1 Perak, 1 Perunggu.
16. Kamboja : Nihil.
17. Timor Leste : Nihil.
18. Tonga : Nihil.
19. PNG : Nihil.
20. Perancis : Nihil. 

sumber : rmol

Rabu, 24 Mei 2017

Dianggap Layak Jadi Cawapres, Ini Jawaban Mengejutkan dari Panglima TNI!

Wakil Ketua Dewan Kehormatan Partai Golkar Akbar Tandjung mengakui nama Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo sempat disuarakan oleh kader Golkar pada forum Rapimnas II Partai Golkar di Balikpapan, Kalimantan Timur, menjadi cawapres di 2019.

Dikonfirmasi soal itu, Jenderal Gatot Nurmantyo enggan menanggapinya. "Saya enggak nanggapin (pernyataan Akbar Tandjung)," kata Gatot di Gedung BPSDM Kemendagri, Jalan TMP Kalibata, Jakarta Selatan, Rabu (24/5).

Gatot menegaskan saat ini masih menjabat sebagai Panglima TNI. Dia juga mengatakan saat ini menjadi bawahan Presiden Jokowi.

"Saya sekarang panglima TNI, anak buahnya Pak Jokowi," tegas Gatot.

Diketahui, selain mengakui kader Golkar menyuarakan Jenderal Gatot diusung di Pilpres 2019, Akbar Tandjung juga memuji Panglima TNI itu memenuhi syarat sebagai pemimpin nasional. Akbar bahkan menyebut Jenderal Gatot layak menjadi cawapres.

"Memang di Indonesia ini, kalau dia sudah memiliki posisi tinggi, Panglima TNI. Itu adalah dalam posisi orang itu layak untuk menjadi wakil presiden," katanya

sumber : merdeka.com

Selasa, 23 Mei 2017

MANTAP JIWA.! Kopassus Buka Pendaftaran Ekspedisi NKRI, Ayo Ikut!

Komando Pasukan Khusus (Kopassus) TNI Angkatan Darat kembali membuka pendaftaran calon peserta Ekspedisi NKRI yang pada 2017 bertema “Peduli Masyarakat dan Lestarikan Alam Indonesia” di Koridor Papua Selatan.
“Ekspedisi NKRI 2017 akan dilaksanakan pada Agustus hingga November merupakan gabungan dengan Ekspedisi Bhakti PMK dengan nama Ekspedisi NKRI Koridor Papua Bagian Selatan 2017,” kata Perwira Penerangan Ekspedisi NKRI 2017 Letkol Inf Achmad Munir melalui siaran pers diterima di Jakarta, Minggu.

Pendaftaran calon peserta Ekspedisi NKRI Koridor Papua Bagian Selatan 2017 dapat dilakukan secara daring melalui situs web www.ekspedisinkri.com. Pendaftaran dibuka sejak 19 Mei 2017 hingga 18 Juni 2017.

Munir mengatakan Ekspedisi NKRI bertujuan melakukan identifikasi pengembangan potensi sumber daya alam, meningkatkan pelayanan kemasyarakatan terutama pada bidang pembangunan manusia dan kebudayaan, meningkatkan partisipasi masyarakat terutama generasi muda yang berkarakter dan berwawasan kebangsaan serta memperkokoh rasa persatuan dan kesatuan bangsa.

Ekspedisi NKRI Koridor Papua Bagian selatan 2017 mengajak seluruh komponen yang terdiri atas perguruan tinggi, TNI, Polri, lembaga swadaya masyarakat, pemerintah pusat dan pemerintah daerah.

“Tiga materi yang akan dilaksanakan pada Ekspedisi NKRI Koridor Papua Bagian Selatan 2017 adalah Serbuan Teritorial atau pengabdian masyarakat, Penelitian dan Penjelajahan,” tuturnya.

Area Ekspedisi NKRI Koridor Papua Bagian Selatan 2017 dibagi dalam dua koordinator wilayah. Wilayah I berkedudukan di Merauke meliputi Subkorwil-1 Asmat di Kabupaten Asmat, Sunkorwil-2 Mappi di Kabupaten Mappi dan Subkorwil-3 Merauke di Kabupaten Merauke.

Sedangkan Wilayah II berkedudukan di Boven Digul meliputi Subkorwil-4 Mindiptana di Kabupaten Boven Digul dan Subkorwil-5 di Tanah Merah.

Ekspedisi NKRI Koridor Papua Bagian Selatan 2017 merupakan Ekspedisi NKRI yang ketujuh. Eskpedisi serupa yang pernah dilakukan yaitu Ekspedisi Bukti Barisan 2011 di Sumatera, Ekspedisi Khatulistiwa 2012 di Kalimantan, (Ekspedisi NKRI Koridor Sulawesi 2013), Ekspedisi NKRI Koridor Maluku dan Maluku Utara 2014, Ekspedisi NKRI Koridor Kepulauan Nusa Tenggara 2015 dan Ekspedisi NKRI Koridor Papua Barat 2016.

sumber : klikkabar

NYESEK.! Panglima TNI Baca Puisi "TAPI BUKAN KAMI PUNYA" Tentang Kondisi Riil Indonesia!

Gatot Nurmantyo
Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo hadir di acara Rapimnas Golkar 2017. Di lokasi, Gatot memberikan sejumlah arahan dan materi tentang kesatuan dan keamanan bangsa. 

Gatot hadir di lokasi acara yang bertempat di Novotel Hotel, Balikpapan, Kalimantan Timur, Senin (22/5/2017) didampingi sejumlah petinggi TNI. Gatot berbicara banyak isu bangsa, salah satunya soal pengungsi ilegal. 

"Pengungsi ilegal masuk, pulau kita banyak, ini yang sangat bahaya. Dampak imigrasi penduduk, dulu ada bangsa Indian, sekarang nggak ada, hampir punah. Aborigin sekarang hampir punah," tutur Gatot sembari menunjukkan slide tentang peta jalur imigrasi di seluruh dunia. 

Gatot mengatakan dia punya puisi yang tepat terkait pembahasan soal pengungsi ilegal. Puisi tersebut milik Denny JA yang berjudul 'Tapi Bukan Kami Punya'. Dia lantas membacakan puisi itu. 

"Lihatlah aneka barang, dijual belikan orang. Oh makmurnya, tapi bukan kami punya," demikian bunyi penggalan puisi yang dibacakan Gatot. 

Gatot pun lalu menyimpulkan isi puisi tersebut. Menurutnya, puisi itu menceritakan soal tangisan di suatu wilayah. 

"Ini tangisan suatu wilayah, dulu dihuni Melayu, di Singapura, sekarang menjadi seperti ini (sambil memperlihatan slide tentang pengungsi). Kalau kita tak waspada, suatu saat bapak ibu sekalian, anak cucunya tidak lagi tinggal di sini. Gampangnya, kita ke Jakarta semua teratur rapi, punya Betawi di sana?" sebut Gatot. 

Gatot lalu berpesan ke Golkar terkait puisi ini. Menurutnya, Golkar harus bisa memiliki bangsa Indonesia seutuhnya. 

"Partai Golkar adalah partai rakyat. PR buat Anda semuanya untuk memiliki bangsa dan negara. Itu ancaman pertama yang paling signifikan dan secara pasti bergerak di Indonesia," tandasnya. 

Berikut puisi lengkap 'Tapi Bukan Kami Punya' yang dibacakan Gatot:

Sungguh Jaka tak mengerti
Mengapa ia dipanggil ke sini. 
Dilihatnya Garuda Pancasila 
Tertempel di dinding dengan gagah. 

Dari mata burung Garuda 
Ia melihat dirinya
Dari dada burung Garuda 
Ia melihat desa

Daru kaki burung Garuda
Ia melihat kota 
Dari kepala burung Garuda 
Ia melihat Indonesia.

Lihatlah hidup di desa
Sangat subur tanahnya
Sangat luas sawahnya
Tapi bukan kami punya

Lihat padi menguning
Menghiasi bumi sekeliling
Desa yang kaya raya
Tapi bukan kami punya

Lihatlah hidup di kota
Pasar swalayan tertata
Ramai pasarnya
Tapi bukan kami punya

Lihatlah aneka barang
Dijual belikan orang
Oh makmurnya
Tapi bukan kami punya 

sumber : detik

Minggu, 21 Mei 2017

Melihat Betapa Ngerinya TONTAIPUR, Pasukan Kecil Tapi Benar-Benar MENGGIGIT!

Tontaipur merupakan pasukan elite yang berada di bawah Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Kostrad). Para anggotanya diambil dari kesatuan di bawah Kostrad, dan tidak semuanya bisa menjadi bagian dari pasukan ini. Para prajurit yang bergabung wajib melalui pelatihan berat yang berlangsung selama tujuh bulan lamanya. Kualifikasi yang diberikan juga cukup tinggi, alhasil cuma 500 prajurit saja yang lulus, tak heran jika jumlahnya tak terlalu besar.

Sesuai namanya, para prajurit tak hanya dilatih untuk menguasai kemampuan darat saja, tapi juga laut dan udara. Seluruh latihan dilakukan di markas-markas pasukan elite yang dimiliki TNI, yakni latihan tempur di Gunung Sangga Buana, latihan intelijen/Sandha di Pusdik Passus, latihan teknik tempur bawah air di Satuan Pasukan Katak Armada RI Kawasan Barat dan latihan aplikasi latihan berganda di Situ Lembang.

Seluruh latihan ini untuk menguji kemampuan para prajurit agar efektif di medan tempur. Seluruh tahap tersebut tak cuma diperuntukkan bagi Tamtama, tapi juga Bintara maupun Perwira. Hingga kini, latihan berat Tontaipur hanya mampu meluluskan 100 personel dalam lima gelombang.

Tentara Elit

Kopassus bukanlah satu-satunya satuan elit angkatan darat yang dipunyai Indonesia. Ya, masih ada satu lagi pasukan spesial TNI-AD yang mungkin namanya jarang dikenal, tapi keahliannya juga luar biasa. Bahkan mungkin lebih greget dari Kopassus sendiri. Nama pasukan ini adalah Tontaipur yang artinya Peleton Intai Tempur.

Satuan satu ini tidak begitu dikenal karena jumlah anggotanya begitu sedikit. Tapi, meskipun sedikit, Tontaipur ibarat hornet di antara sekawanan lebah. Tahu hornet, kan? Lebah raksasa yang jumlahnya sedikit tapi sekali menyerang bisa membunuh ratusan ribu lebah. Sedikit tapi sangat mematikan.

Tontaipur terkonsentrasi di ranah darat. Alhasil, mereka sangat ahli di bidang ini lebih dari pasukan elit lainnya di Indonesia. Nah, masih tentang si pasukan elit satu ini, berikut adalah fakta-fakta sangar Tontaipur yang pasti bikin kamu bangga.

Tontaipur Isinya Adalah Manusia-Manusia Luar Biasa

Sama seperti pasukan elit lainnya, kualifikasi anggota Tontaipur ini lebih dari tentara biasa. Untuk bisa masuk ke dalamnya, seorang tentara harus menyanggupi syarat-syarat tertentu yang sangat berat. Mulai dari kemampuan fisik sampai inteligen.

Tontaipur sendiri isinya adalah anggota Kostrad yang terpilih melalui sebuah seleksi ketat dan berturut-turut. Setelah itu, masih dipilih-pilih lagi sehingga melahirkan anggota-anggota yang benar-benar berkualitas tinggi. Salah satu alasan kenapa Tontaipur anggotanya sedikit ya karena seleksi yang begitu ketat ini.

Tontaipur Cuma Sedikit Tapi Benar-Benar Menggigit

Tontaipur memang hanya terdiri dari segelintir orang per angkatan, tapi bukan berarti mereka ecek-ecek. Meskipun hanya sedikit jumlah anggotanya, mereka itu benar-benar sangat mematikan. Kalau boleh diumpamakan, satu anggota Tontaipur mungkin sama hebatnya seperti 10-20 tentara biasa.

Jumlahnya yang sedikit sebenarnya adalah faktor yang disengaja. Gagasan ini berawal dari pengalaman para pendahulu TNI yang mengatakan jika dalam beberapa misi tertentu jumlah anggota yang sedikit jauh lebih efektif dan mematikan. Tapi konsekuensi dari jumlah yang sedikit ini adalah para anggotanya harus punya skill yang jauh lebih hebat. Kemudian dari gagasan tersebut tercetuslah Tontaipur.

Menengok Ngerinya Latihan Tontaipur

Setelah seleksi yang begitu ketat dan luar biasa, para anggota Tontaipur harus mengikuti sejumlah latihan-latihan untuk memantapkan skill mereka. Diketahui setidaknya ada empat tahap latihan yang harus mereka lakukan untuk menjadi seorang Tontaipur sejati.

Tahap pertama berupa latihan tempur di alam. Latihan ini bentuknya mirip simulasi perang dengan medan pertempuran berupa hutan atau pegunungan. Tahap selanjutnya adalah latihan intelijen. Di sini para anggota Tontaipur diajarkan rahasia-rahasia soal intelijen tempur. Tahap selanjutnya adalah latihan teknik tempur bawah air. Katanya di latihan ini mereka bekerja sama dengan para anggota Kopaska. Dan latihan yang terakhir adalah simulasi tempur yang menggabungkan semua latihan sebelumnya. Sungguh luar biasa! Tentara biasa pasti bakal ampun-ampunan dengan menu latihan macam begitu.

Tontaipur, Jago Darat tapi Menguasai Tri Matra

Tointaipur secara umum memang ditempatkan di darat. Meskipun begitu, bukan berarti mereka nggak punya keahlian laut dan udara. Tontaipur diketahui sangat cakap hampir di semua tempat atau istilah militernya mereka menguasai apa yang dinamakan dengan Tri Matra.

Kenapa mereka bisa begitu, jawabannya jelas karena latihan. Mereka memang sering berdampingan dengan pasukan-pasukan elit lainnya agar bisa menguasai skill yang sama, baik di ranah udara maupun laut. Kemampuan Tri Matra Tontaipur ini pun membuat mereka bisa digabungkan di unit mana pun ketika dibutuhkan.

Tontaipur Dimanjakan dengan Alutsista Terbaik

Nggak hanya skill yang membuat Tontaipur itu sangar, tapi juga dukungan alutsista yang mereka punyai. Selama ini Tontaipur selalu diservis dengan deretan alutsista nomor wahid yang dimiliki republik ini. Mulai dari senjata-senjata tempur terbaik, sampai perlengkapan perang lain macam body armor nomor satu dan night vision.

Tidak hanya terbatas senjata dan perlengkapan tempur, mereka ini juga didukung oleh kendaraan-kendaraan perang terbaik. Alhasil, Tontaipur pun benar-benar sangat mematikan. Ibaratnya mereka ini mewakili kekuatan militer Indonesia itu sendiri. Mereka sangat komplit dan mematikan. Ada ujaran yang mengatakan kalau Indonesia sebenarnya cukup mengirim Tontaipur saja ketika terjadi perang. Mereka pasti bisa menang karena kemampuan lengkap yang dimilikinya.

sumber : viva.co.id

Sabtu, 20 Mei 2017

WAJIB TAHU! Ternyata, Inilah Perbedaan Grup I, II, dan III di Dalam KOPASSUS!

Komando Pasukan Khusus (Kopassus) merupakan pasukan elite di jajaran Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI AD). Berbeda dengan pasukan reguler, para prajurit yang bernaung di dalam Kopassus kerap menjalankan misi-misi khusus.

Untuk membedakan dengan pasukan reguler, satuan setingkat Brigade diberi nama Grup. Terdapat tiga grup di Kopassus, yakni Grup I, Grup II dan Grup III.

Di samping grup, terdapat satuan Pusat Pendidikan Pasukan Khusus yang berlokasi di Batujajar, Bandung, serta Satuan 81/Penanggulangan Teror bertempat di Cijantung, Jakarta Timur.

Setiap Grup dipimpin seorang Kolonel. Di bawahnya terdapat Batalyon yang dikomandoi perwira berpangkat Letnan Kolonel. Di bawahnya terdapat detasemen, tim, unit dan satuan tugas khusus, masing-masing dikomandani perwira berpangkat Letnan sampai Mayor sesuai beban tugasnya.

Lalu, apa beda Grup I, II dan III di dalam Kopassus?

Grup I dan Grup II Kopassus memiliki peran yang sama, yakni Para Komando atau disingkat Parako. Dalam penugasannya, mereka bisa diterjunkan di mana saja. Mulai dari operasi lintas udara, hingga penyerbuan amfibi dari laut. 

Grup I berdiri pada 23 Maret 1963. Grup I bermarkas di Serang, Banten dan komandan pertama adalah Mayor Benny Moerdani. Grup I membawahi 1.274 personel yang terbagi ke empat batalyon tempur, yakni Batalyon 11/Atulo Sena Baladhika, Batalyon 12/Asabha Sena Baladhika, Batalyon 13/Thikkaviro Sena Baladhika dan Batalyon 14/Bhadrika Sena Baladhika.

Sementara Grup II Kopassus didirikan pada tahun 1962. Grup ini bermarkas di Kartasura, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah.

Grup II membawahi 1.459 personel yang terbagi ke tiga batalyon tempur, yakni Batalyon 21/Bhirawa Yudha, Batalyon 22/Manggala Yudha, dan Batalyon 23/Dhanuja Yudha.

Berbeda dengan dua grup tersebut, Grup III memiliki penambahan spesialisasi, yakni di bidang intelijen. Hal itu bisa dilihat dari belakang nama satuan, Sandi Yudha.

Satuan ini memiliki spesifikasi tugas perang rahasia berupa 'Clandestine Operation', di antaranya intelijen tempur atau combat intel, dan counter insurgency (kontra pemberontakan). Satuan ini bermarkas di Mako Cijantung.

Tidak mudah menjadi bagian dari satuan ini, setiap calon personel wajib menjalani seleksi yang sangat ketat, mulai dari calon prajurit yang masih pendidikan hingga personel yang sudah bertugas aktif di kesatuan tetapi punya bakat intelijen akan dilatih lagi.

Sumber : merdeka.com