Minggu, 27 November 2016

Membandingkan Kekuatan Militer Indonesia vs Australia. Siapakah yang Lebih Kuat?

Adalah Silmy Karim Direktur Utama (Dirut) Pindad secara gamblang menjelaskan peta kekuatan militer antara Australia dan Indonesia.
Melalui akun twitternya @silmykarim menjelaskan, bahwa Australia adalah negara tetangga yang perlu mendapat perhatian serius. Sebab Australia termasuk negara dengan teknologi militer tinggi dan mempunyai industri pertahanan yang bagus.

"Dengan jumlah penduduk hanya 22 juta, Australia punya tentara aktif sejumlah 56.200 personel," kata Silmy seperti dikutip merahputih.com belum lama ini.

Menantu Soegeng Sarjadi melanjutkan jumlah personel Angkatan Darat 28.600 personel, Angkatan Laut 13.550 dan Angkatan Udara 14.050 personel.

"Personel cadangan Australia berjumlah 28.550, terdiri atas 16.200 AD, 8.200 AL dan 4.150 AU," sambung anggota Dewan Analis Strategis (DAS) Badan Intelijen Negera (BIN). 

Untuk kekuatan alat utama sistem persenjataan sendiri Angkatan Darat Australia mempunyai 59 tank berat M1A1 Abrams, 257 AIFV Jenis ASLAV-25 berbagai varian dan 1.431 kendaraan angkut tempur seperti Bushmaster.

Angkatan Laut Australia sendiri diperkuat dengan enam kapal selam kelas Collins, 12 Frigate serta 14 kapal Patroli dan penjaga pantai. Kemudian untuk Angkatan Udara Australia mengandalkan 142 pesawat tempur seperti F/A-18A Hornet, F/A-18F Super Hornet.

Lalu bagaimanakah dengan peta kekuatan militer Indonesia? Dibandingkan dengan Australia jumlah personel Tentara Nasional Indonesia (TNI) lebih banyak.

Berdasarkan data tahun 2013-2014, jumlah personel TNI sebanyak 438.410. Jumlah tersebut merupakan gabungan dari tiga matra Angkatan Darat, Angkatan Laut dan Angkatan Udara.

Ditinjau dari kelengkapan alutsista pertahanan darat Indonesia didukung oleh 400 tank, 506 kendaraan lapis baja, 647 artileri, 62 pelontar dan 50 roket. Adapun pertahanan laut Indonesia disokong dengan 150 jumlah armada, 6 kapal perang, 2 kapal selam, 70 kapal patroli, 12 kapal pemburu ranjau dan 23 kapal perang kecil.

"Adapun pertahanan udara Indonesia, pesawat udara 444, helikopter 187," tandas Silmy.

sumber : merahputih.com, globalfirepower.com





perbandingan kekuatan lebih detail bisa diakses di globalfirepower.com

Silahkan di share


Sabtu, 26 November 2016

Kronologis Lengkap Insiden Penurunan Bendera China di Pulau Obi, Maluku Utara.

Kronologis penurunan bendera RRC oleh Sertu Mar Agung Priyantoro angota Sintel Lanal Ternate. atas perintah Pasintel Lanal Ternate Mayor Laut (P) Harwoko Aji. Pada hari Jumat tanggal 25 November 2016 di dermaga PT Wanatiara Persada disela-sela peresmian Smelther PT WANATIARA PRESADA di Pulau Obi.

Pukul 08.30 Wit. Telah tiba KM Sumber Raya 04 yang membawa Rombongan Gubernur dan Perwakilan Forkopimda Maluku Utara. Disaat kapal merapat ada informasi tentang pengibaran bendera RRC, yang posisinya sejajar dengan bendera Indonesia dan ukuranya lebih besar daripada ukuran bendera Indonesia.

Sebelum kapal KM Sumber Raya 04 sudah terjadi insiden dan ketegangan saat berupaya menurunkan bendera China tersebut oleh pihak Wartawan. Namun dicegah oleh karyawan lapangan WNA (China) PT Wanatiara Persada dan Kapolres Halsel. Dengan maksud agar diturunkan sendiri oleh orang China sendiri supaya tidak terjadi permasalahan yang lebih besar.

Dan Saat itu juga terdengar dari laporan Chief of Security PT Wanatiara Persada a.n Bapak Slamet, bahwasanya di lokasi acara juga terpasang bendera yang serupa. Pasintel Lanal Ternate, Mayor Laut (P) Harwoko Aji berinisiatif memerintahkan Sertu Mar Agung Priyantoro untuk meluncur terlebih dahulu menuju ke lokasi acara, sampai di lokasi bendera RRC yang terpasang sedang proses diturunkan oleh Security PT Wanatiara Persada.

Pukul 09.00 wit Pasintel Lanal Ternate bersama Kasi Intel Korem 152 Babullah, Mayor Arm Suyikno bergerak menuju lokasi acara.

Pukul 09.00 wit Pasintel Lanal Ternate melaksanakan elisitasi ke Chief of Security PT Wanatiara Persada, Bpk Slamet tentang kronologis dikibarkanya bendera RRC tsb. Disela-sela elisitasi Chief of Security menerima panggilan lewat HT dan disampaikan oleh rekan kerjanya bahwasanya bendera di dermaga masih belum diturunkan.

Pukul 09.10 Wit Pasintel Lanal Ternate memerintahkan Sertu Mar Agung Priyantoro untuk menuju ke dermaga dan perintahkan untuk diturunkan. Diikuti dengan Kasi Intel Korem 152 Babullah.

Pukul 09.18 Wit Pasintel berusaha menghubungi Danlanal Ternate untuk malaporkan kejadian pengibaran bendera RRC tsb. Dan diperintahkan untuk menyusun Kronologis.

09.30 WIT Sertu Mar Agung Priyantoro dan Kasi Intel Korem 152 Babullah menurunkan bendera RRC tersebut.

Catatan:
Bendera RRC diturunkan oleh Sertu Mar Agung priyantoro atas perintah Pasintel Lanal Ternate Mayor Laut (P) Harwoko Aji.

Karena Pengibaran bendera RRC menyalahi aturan yaitu :
1. UU NO 41 tahun 1958. tentang Lambang Negara.
2. Dikibarkan sejajar dengan bendera kebangsaan Indonesia.
3. Ukuran bendera RRC lebih besar dibandingkan dengan Bendera Merah Putih.
4. Dikibarkan di tempat umum.

Jajaran yang menyaksikan :
1. Kasintel Korem 152 babullah Mayor Arm Suyikno.
2. Anggota Polres Halmahera Selatan.
3.Perwakilan dr BINDA Malut Mayor Awedy.
4. Pasintel Lanal Ternate Mayor Laut (P) Harwoko Aji.
5. ADC Gubernur Maluku Utara Serka Bek Cepi Sutisna.

Dalam insiden tersebut PT WANATIARA PERSADA bertangung jawab dengan meminta maaf atas kejadian pengibaran bendera RRC tersebut.
Demikian sebagai laporan.

Sumber : citizenjurnalism.com

Bagaimana menurut anda?

Kamis, 24 November 2016

Meraba Kekuatan Militer Myanmar dan Indonesia. Siapa Lebih Kuat dan Gahar?

Kekerasan yang dilakukan militer Myanmar pada etnis Rohingya terus berlanjut. Dengan alasan memburu militan, mereka menyerang Provinsi Rakhine dan membakar kampung-kampung. Tentara Myamar yang disebut Tatmadaw juga memperkosa wanita dan merampok warga Rohingya.

Seberapa kuat tentara Myanmar?

Dengan jumlah penduduk yang mencapai 55,746 juta orang, Myanmar memiliki 406.000 tentara aktif. Mereka juga memiliki pasukan paramiliter yang jumlahnya hanya 72 ribu. Dalam kasus Rohingnya, militer juga dikabarkan melatih warga Budha.

Situs globalfirepower merilis Myanmar memiliki 569 unit tank. Dari jumlah itu, ada yang sudah tidak terpakai atau hanya bisa digunakan sebagai cadangan maupun latihan.

Walau begitu tank kelas berat macam MBT-2000, T-72B3, atau Tank tipe 59 jelas bikin Angkatan Darat Myanmar bergigi.

Andalan pasukan kavaleri Myanmar yang lain adalah kendaraan tempur lapis baja BTR-3U buatan Ukraina. Myanmar tercatat sudah memiliki sedikitnya 522 unit ranpur beroda delapan itu. BTR-3U cukup ideal digunakan untuk misi-misi antigerilya di wilayah mereka.

Artileri mobil yang dimiliki Myanmar mencapai 108 unit. Sedangkan artileri medan atau meriam sebanyak 884 unit. Angka itu belum termasuk Sistem Peluncur Roket jenis MLRS yang mencapai 108 unit.

Sementara kekuatan udara, Myanmar juga cukup kuat. Mereka mengandalkan jet tempur buatan China seperti Chengdu F-7M Airguard, Nanchang A-5C dan Shenyang J-6.

Tapi tahun lalu, AU Myanmar sempat bikin marah China karena jet tempur mereka menembaki desa di wilayah Yunan. Lagi-lagi alasan Myanmar karena mengejar pemberontak yang lari ke perbatasan dua negara.

Mereka juga memiliki sembilan heli tempur jenis Mil Mi-35P buatan Uni Soviet. Helikopter yang cocok untuk serbuan darat. Di laut, Negara ini memiliki 5 unit kapal jenis frigat, 3 unit korvet serta kapal penjaga pantai 33 unit.

Bagaimana jika dibandingkan dengan negara Asia Tenggara lain? Indonesia masih lebih kuat. Tahun 2016, situs globalfirepower mendudukkan Indonesia di posisi 14. Sementara Myanmar di nomor 33.

Indonesia unggul dari jumlah pasukan, jumlah pesawat, dan kekuatan armada laut. Namun dari sisi jumlah kendaraan lapis baja, Myanmar tercatat lebih banyak. Myanmar juga setingkat lebih baik dari Malaysia yang berada di nomor 34. Atau Singapura yang dapat rangking 66.

Sebagai mantan negara junta militer, Myanmar membangun angkatan perangnya dengan baik. Apalagi negeri ini tak pernah lepas dari perang saudara. Kekuatan militer Myanmar yang terlatih jelas bukan tandingan warga sipil Rohingya.

Seberapa kuat militer Indonesia?

Kekuatan Militer Indonesia menempati peringkat ke-14 di dunia berdasarkan data yang diterbitkan Global Fire Power (GFP) tahun 2016 ini. Skor power index itu dilihat dari 50 faktor yang menentukan.

Penentuan ranking tidak hanya dilihat dari jumlah senjata saja, tetapi juga berfokus pada keanekaragaman senjata yang memberikan keseimbangan dari senjata yang tersedia. Stok nuklir tidak dihitung tetapi diakui sebagai nilai tambah.

Sebagaimana dikutip dari situs globalfire.com, Senin (2/5/2016), faktor geografis, fleksibilitas logistik, sumber daya alam dan industri lokal mempengaruhi hasil peringkat akhir. Ketersediaan tenaga kerja dan jumlah populasi menjadi salah satu faktor utama penilaian. Menurut GFP, menjadi sekutu NATO memberi sedikit bonus penilaian karena berbagi teoritis sumber daya.

Sedangkan kepemimpinan politik ataupun militer tidak diperhitungkan.
Lalu mengapa kekuatan militer Indonesia berada satu peringkat di bawah Pakistan dan lebih baik dibanding Brazil?

Berdasarkan penilaian yang dilakukan GFP, jumlah tenaga kerja Indonesia jauh melampaui peralatan militer  sehingga rawan terjadinya gesekan. Total jumlah penduduk Indonesia menurut GFP sebanyak 255.993.674 jiwa, sedangkan jumlah tenaga kerja sebanyak 130 juta jiwa. Mencapai usia militer sebanyak 4,5 juta rata-rata per tahun. Jumlah personel frontline aktif 476.000, sedangkan personel cadangan 400.000.

Untuk angkatan darat, Indonesia memiliki tank pertempuran utama, tank ringan dan kapal perusak tangki.

Kendaraan Pertempuran Infanteri terdiri dari tank berjumlah 468, kendaraan tempur lapis baja 1.089, Self-Propelled Guns (SPGs) 37, Towed-Artillery 80, serta Multiple-Launch Rocket System (MLRs) sebanyak 86.

Adapun kekuatan udara terdiri dari 420 pesawat, 35 Fighters/Interceptors, 58 Fixed-Wing Attack Aircraft, 170 pesawat transportasi, 108 pesawat pelatih, 152 helikopter dan lima serangan helikopter.

Sedangkan kekuatan angkatan laut termasuk helikopter pembawa kapal. Total kekuatan angkatan laut 221, enam Frigat, 10 Corvette, dua Submarines, 66 kapal pertahanan pesisir, dan 12 ranjau perang.

Sektor minyak merupakan pendukung kekuatan militer di Indonesia. Anggaran untuk pertahanan sebesar $690.0000.000.

Adapun negara yang militernya paling kuat di dunia adalah Amerika Serikat, Rusia, China, India dan Perancis.

Sedangkan kekuatan militer di Central African Republic berada di urutan 126 atau peringkat terakhir berdasarkan indeks GFP.

Jika dibandingkan dengan urutan Myanmar, tentu Indonesia masih memiliki kekuatan lebih, tetapi perang bukan hanya sekedar kekuatan sumber daya tapi juga strategi dan siasat.

Bagaimana menurut anda?


Sumber referensi : tribunjateng, merdeka.com, globalfirepower.com

Mengingat Pertempuran RPKAD dengan Gurkha, Tentara 'Terkejam' di Dunia

Tahun 1963 Indonesia terlibat konfrontasi dengan Malaysia.
Presiden Soekarno memerintahkan Panglima TNI menggelar Operasi Dwikora untuk menggagalkan pembentukan negara Malaysia.

Tidak ada pernyataan perang resmi seperti saat operasi militer Trikora merebut Irian Barat. Karena itu TNI tidak mengirim pasukan secara terbuka. Mereka mengirim gerilyawan-gerilyawan untuk membantu Tentara Nasional Kalimantan Utara (TNKU) yang berperang melawan pemerintah Malaysia.

Walau disebut gerilyawan, sebagian besar anggotanya justru pasukan elite TNI. Seperti Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD) yang sekarang disebut Kopassus. Selain itu ada juga Pasukan Gerak Tjepat (PGT) dari TNI AU. Seragam TNI diganti dengan seragam hijau TNKU. Identitas mereka pun dipalsukan untuk menghapus jejak keterlibatan Indonesia.

"Semua identitas TNI dicabut. Jangan sampai ketahuan kami pasukan TNI. Kami dibuatkan identitas baru, pokoknya kelahiran Kalimantan. Pakaian TNKU hijau-hijau dengan topi rimba," kata Nadi, seorang bintara mantan anggota RPKAD saat berbincang dengan merdeka.com.

Tugas gerilyawan ini mengganggu perbatasan di sepanjang Sabah dan Serawak. Mereka juga bertugas melatih warga Kalimantan Utara tata cara bertempur.
Pasukan Malaysia yang terdesak kemudian meminta bantuan Inggris. Tidak tanggung-tanggung Inggris langsung mengirim sekitar satu batalyon pasukan komando Special Air Services (SAS). Inilah pasukan elitee terbaik Inggris yang reputasinya melegenda ke seluruh dunia. Inggris juga mengirim pasukan Gurkha dan SAS tambahan dari Selandia baru dan Malaysia.

Komandan Pasukan Inggris di Malaya, Mayor Jenderal Walter Walker merasa perlu mendatangkan SAS karena merasa hanya pasukan elitee ini yang bisa membendung pasukan gerilya asal Indonesia. Walker tak mau jatuh korban lebih banyak di kalangan Inggris.

Pertempuran antara SAS dan Gurkha melawan gerilyawan TNKU berlangsung seru. Lebatnya rimba Kalimantan menjadi saksi pertempuran yang tak pernah diberitakan media tersebut. Kadang pasukan Inggris mengalahkan gerilyawan TNKU dalam pertempuran. Kadang gerilyawan TNKU yang memukul pasukan SAS dan Gurkha. Sulit untuk mencatat secara pasti data-data pertempuran.

Dalam sebuah pertempuran di Kampung Sakilkilo tanggal 10 Juli 1964, tercatat TNKU meraih kemenangan. Saat itu dua peleton Gurkha melawan satu peleton TNKU. Dalam serangan tersebut, TNKU berhasil menewaskan 20 orang Gurkha tanpa satu pun korban jatuh di pasukan gerilyawan.

Dalam sebuah misi yang lain, kepala Komandan Pasukan Gerilya Mayor Benny Moerdani sempat dibidik penembak jitu SAS. Untungnya SAS tak jadi melakukan tembakan. Kalau gugur di Serawak, tentu Benny kemudian tak akan jadi Panglima ABRI di kemudian hari.

Pasukan Indonesia pun sempat menangkap prajurit SAS dalam sebuah pertempuran. Rencananya tawanan ini akan dibawa ke Jakarta sebagai bukti ada keterlibatan Inggris. Namun karena sulitnya medan, tawanan ini keburu tewas di jalan.

Dari pertempuran di Kalimantan ini pula kemudian SAS belajar mengembangkan taktik gerilya bertempur di hutan. Kalau tak pernah berhadapan dengan pasukan elite Indonesia, mereka tak akan punya taktik ini.

Pertempuran yang Pernah Tercatat
  • Januari 1/7’n Gurkha menewaskan 23 orang sukarelawan yang mendarat di Timur Sabah, sepucuk sten dan 2 AR-15 bernasil dirampas.
  • Februari 1/2″ Gurkha Rifles dan 42 Commando mencegat penyusupan 30 sukarelawan di wilayah Bau, yang lari kembali ke perbatasan setelah kontak tembak singkat.
  • Maret 2 prajurit Gurkha dari 2/10’h Gurkha Rifles, Cpl. Birbahadur Rai dan Lcpl. Kindraman Rai gugur saat mendekati posisi pasukanYonif Linud 328 Raider. Operasi pengejaran dilakukan Mayor Mayman, komandan Kompi A, 2/10th Gurkha Rifles dengan didukung bantuan baterai howitzer dan dua ranpur Saladin milik Queen’s Royal Irish Hussars.
  • April — Operasi Sabretooth, 2/10’h GR mengejar sepeleton pasukan Indonesia yang melintasi perbatasan pada akhir Maret, dari 36 infiltran, 27 berhasil ditangkap.

  • September — Penerjunan 151 PGT dan 41 sukarelawan komunis ke wilayah Labis yang berujung bencana di pihak Indonesia. T-1307 yang diterbangkan Mayor Djalaluddin Tantu jatuh dan hilang di Selat Malaka, dan satu pesawat lainnya kembali karena kerusakan mesin. Dan dua pesawat yang berhasil melaksanakan penerjunan, pesawat pertama tiba di DZ yang salah sehingga seluruh peralatan malah ditemukan Polisi Malaysia. Kesuksesan infiltrasi PGT ini mendorong diadakannya operasi pencarian skala besar yang dipercayakan pada 1/10th Gurkha dan 1st Batt. RNZ Regt. Dalam operasi selama satu bulan, hanya 7 PGT yang bisa ditawan, 44 lainnya ditewaskan dalam kontak tembak. 1/10th kehilangan Lance Corporal Tekbahadur Rai yang gugur dalam kontak tembak tangga113 September.



PERANG PUN MELETUS, GURKHA DI MANA-MANA
Konfrontasi antara Indonesia dan Malaysia sebenarnya telah dimulai sejak peristiwa pemberontakan di Brunei pada Desember 1962. Peristiwa pemberontakan di Brunei juga membuka fakta mengenai keterlibatan Inggris dan anak angkatnya dari Nepal, Gurkha. Menurut John S. Advirson, kesatuan Gurkha ditempatkan di sejumlah pos dalam ukuran kompi. Legiun asing milik Inggris ini telah mendarat di Brunei sejak 1962, dan membangun markas besar mereka di sana.

Keterlibatan pasukan Gurkha ini juga diperkuat pernyataan Kifaru, seorang pensiunan tentara Inggris-Gurkha dengan pangkat terakhir perwira. Kepada Majalah Tempo, Kifaru berkisah:
Konon keadaan "sangat mengkhawatirkan" tatkala rombongan pertama Divisi ke-17 ini tiba di Brunei. Para perusuh telah berhasil menguasai sebuah lapangan terbang dan beberapa pos polisi. Mereka juga memblokade beberapa daerah. "Tetapi peta situasi segera berubah dengan masuknya pasukan Inggris," tulis Kifaru. Para Prajurit Gurkha yang beringas itu langsung terjun ke tengah-tengah musuh. Mereka segera menguasai keadaan. Pasukan Inggris kemudian berbalik mengambil alih inisiatif memburu para pemberontak. Dan pada akhir 1962, Brunei dinyatakan dalam keadaan aman.[3]

Selain itu menurut Kifaru, ketika terjadi revolusi di Brunei pada akhir tahun 1962, dilaporkan bahwa gerakan tersebut didorong oleh agen-agen komunis dengan dukungan pemerintahan Soekarno. Tujuannya adalah menangkap sultan, menduduki semua pos polisi dan menguasai ladang minyak di Negara tersebut.  

Kendati sempat menguasai pos-pos polisi, revolusi yang digerakkan para pemberontak urung menemui keberhasilan. Gerakan-gerakan mereka sempat tercium sebelumnya dan pasukan-pasukan keamanan pemerintah segera memberikan perlawanan. Untuk mengamankan Brunei dari para perusuh, Sultan yang berhasil lolos dari aksi penculikan segera meminta bantuan kepada Inggris, dan Inggris segera menjawab dengan mengerahkan pasukannya untuk menghadapi para perusuh. Pasukan Inggris yang diperbantukan, didatangkan dari Divisi Gurkha Ke-17 yang sebelumnya bermarkas di Malaya.

Dari Brunei, api konfrontasi mulai memercik. Apinya menjalar sampai ke wilayah yang sekarang disebut sebagai daerah Malaysia Timur. Daerah perang yang tidak diumumkan ini meliputi wilayah Serawak dan Sabah. Kedua wilayah tersebut merupakan garis batas antara wilayah Malaysia dengan wilayah Kalimantan Indonesia yang terbentang sejauh 1.500 mil.

Dilihat secara geografis, medan konflik yang berlangsung memiliki kondisi yang cukup variatif. Bahkan kondisi medan perang ini memiliki tipe wilayah yang cukup ekstrim dan beberapa diantaranya tipe yang paling kejam di dunia. Di beberapa tempat bahkan belum memiliki jalan raya dan jaringan rel kereta api. Perjalanan hanya bisa dilakukan lewat sungai dan beberapa jalan setapak. Daerah-daerah ini dihuni oleh orang Melayu, suku Dayak, dan para pendatang keturunan Cina. Menurut Kifaru, para gerilyawan yang digerakkan untuk konfrontasi dengan Malaysia, sebagian besar adalah orang Cina dan Serawak.      

Pertempuran di Serawak dimulai pada 12 April 1963. Hal ini adalah buntut dari pernyataan Menteri Luar Negeri Indonesia Soebandrio yang mengumumkan bahwa Indonesia mengambil sikap bermusuhan terhadap Malaysia pada 20 Januari 1963.  Pada tanggal itu, sukarelawan Indonesia (diduga merupakan pasukan militer tidak resmi) mulai menyusup ke jantung Sarawak dan Sabah untuk menyebarkan propaganda dan melaksanakan penyerangan dan aksi-aksi sabotase.

Pada tanggal 3 Mei 1963 di sebuah rapat raksasa yang digelar di Jakarta, Presiden Sukarno mengumumkan perintah Dwi Komando Rakyat (Dwikora) yang isinya, Pertama;Pertinggi ketahanan revolusi Indonesia, Kedua; Bantu perjuangan revolusioner rakyat Malaya, Singapura, Sarawak dan Sabah, untuk menghancurkan Malaysia. Agitasi ini terus berlanjut, dan pada 27 Juli, Sukarno mengumumkan bahwa dia akan “mengganyang Malaysia". Tidak sampai sebulan kemudian, tepatnya pada 16 Agustus, pasukan dari Resimen Askar Melayu DiRaja telah menghadapi kontak senjata dengan lima puluh gerilyawan Indonesia.

Pertikaian mendadak berubah menjadi lebih keras pada bulan September 1963. Sementara itu sikap Angkatan Darat masih tampak setengah-setengah menghadapi politik konfrontasi terhadap Malaysia. Para pimpinan Angkatan Darat menerima politik konfrontasi terbatas sambil tetap waspada mencari jalan yang memungkinkan penyelesaian melalui perundingan.[5]

Tetapi keputusan presiden dan para penasehatnya untuk lebih keras menghadapi konfrontasi sepertinya membuat Angkatan Darat tidak bisa memegang kendali untuk menghindari permusuhan. Tanda-tanda tersebut makin terlihat ketika Presiden Soekarno menginstruksikan untuk meningkatkan tekanan terhadap Malaysia dengan mendaratkan para penyusup bersenjata ke Semenanjung Malaya pada 17 Agustus yang kemudian berlanjut pada 2 September 1964.

Bulan Mei 1964, dibentuklah Komando Siaga yang bertugas untuk mengkoordinir kegiatan perang terhadap Malaysia (Operasi Dwikora). Komando ini kemudian berubah menjadi Komando Mandala Siaga (Kolaga). Kolaga dipimpin oleh Laksdya Udara Omar Dani sebagai Pangkolaga. Kolaga sendiri terdiri dari tiga Komando, yaitu Komando Tempur Satu (Kopurtu) berkedudukan di Sumatera yang terdiri dari 12 Batalyon TNI-AD, termasuk tiga Batalyon Para dan satu batalyon KKO.


Komando ini memilih sasaran operasi Semenanjung Malaya di bawah pimpinan Brigjen Kemal Idris sebaga Pangkopur-I. Sementara Komando Tempur Dua (Kopurda) berkedudukan di Bengkayang, Kalimantan Barat dan terdiri dari 13 Batalyon yang berasal dari unsur KKO, AURI, dan RPKAD. Komando ini dipimpin Brigjen Soepardjo sebagai Pangkopur-II. Komando ketiga adalah Komando Armada Siaga yang terdiri dari unsur TNI-AL dan juga KKO. Komando ini dilengkapi dengan Brigade Pendarat dan beroperasi di perbatasan Riau dan Kalimantan Timur.

Di bulan Agustus, enam belas agen bersenjata Indonesia ditangkap di Johor. Aktivitas Angkatan Bersenjata Indonesia di perbatasan juga meningkat. Tentera Laut DiRaja Malaysia dipaksa untuk mengerahkan pasukannya mempertahankan Malaysia. Namun sesungguhnya, hanya sedikit saja Tentara Malaysia yang diturunkan dan harus banyak bergantung pada pos perbatasan dan pengawasan unit komando. Misi utama mereka adalah untuk mencegah masuknya pasukan Indonesia ke Malaysia. Sebagian besar pihak yang terlibat konflik senjata dengan Indonesia adalah Inggris dan Australia, terutama pasukan khusus mereka yaitu Special Air Service (SAS). Tercatat sekitar 2000 pasukan khusus Indonesia (RPKAD) tewas dan 200 pasukan khusus Inggris-Australia (SAS) juga tewas dalam pertempuran-pertempuran di belantara lebat Kalimantan.

Meski Indonesia mengalami kekalahan telak, namun Gurkha mengakui bahwa tentara Indonesia sangatlah hebat -terutama kesatuan RPKAD. Kifaru menyatakan kesaksiannya:
Para prajurit Indonesia itu jempolan, terutama kesatuan elite para komando yang bernama RPKAD.

sumber : 
merdeka.com
https://web.facebook.com/notes/mata-padi/tni-dan-perlawanan-gurkha-ketika-ganyang-malaysia/10150675732920553/?_rdr


Rabu, 23 November 2016

Cerita Seram Tentara Gurkha. Tentara Bayaran Inggris Terkejam di Dunia,

Mengapa Gurkha begitu menakutkan ? Gurkha memiliki ras dan fisik seperti umumnya bangsa kita. Kukri bukanlah senjata laser, dari luar angkasa. Hanya sebilah pisau, seperti yang tercantum di logonya. Gurkha dan SAS Inggris pernah merasakan pertempuran sekilas dengan prajurit Indonesia, di pedalaman hutan Kalimantan. Ketika Soekarno, memerintahkan operasi rahasia penggagalan Malaysia merdeka, karena bung Karno memiliki pandangan yang sangat visioner. Terlihat sekarang, Indonesia dikepung oleh negara persemakmuran Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, dan yang terbesar tentu saja Australia. Kembali ke tentara Gurkha, mereka juga pernah merasakan ganasnya  arek-arek Suroboyo. Bahkan mayat dari para tentara Gurkha, banyak yang dibuang di kali, dan menjadi sasaran latihan tembak.

Gurkha, prajurit asli Nepal yang memiliki track record yang tidak hanya sebagai, prajurit berani mati. Akan tetapi juga piawai dalam memenangkan pertempuran dengan skil individu prajuritnya dalam berperang. Tentara Jerman pernah merasakan keganasan pasukan ini, ketika berhadapan, prajurit Gurkha meletakan senjata apinya dan berlarian dengan berbekal Kukri, senjata khas nya dan menggorok leher para tentara Jerman, yang berada dalam tank. Bahkan tentara Argentina, ketika berhadapan dengan Inggris dalam perang Malvinas, kabur meninggalkan posnya hanya mendengar pengumuman bahwa Inggris akan menyertakan pasukan Gurkha-nya.

Mengikuti geopolitik saat ini, terlihat posisi Indonesia memungkinan terlibat dalam peperangan, karena menjaga "Gadis Molek" yang bernama NKRI dari gangguan negara "hidung belang" bukanlah perkara gampang. Karena semakin rumit dan agresifnya konspirasi global, dalam memuaskan "dahaga kapitalisme.

Memanasnya Laut Cina Selatan dan pengalihan tentara Amerika yang akan mengkonsentrasikan pasukannya di Pasifik tepatnya di Australia, tidak lagi berpusat di Timur Tengah, akan mengakibatkan memanasnya suhu politik global dan persaingan senjata serta kekuatan militer dikawasan. Apalagi kita sering dibakar nasionalisme, melihat ulah usil negara serumpun kita yang bernama Malaysia. Hal ini semakin mengindikasikan suatu hari nanti, kita akan kembali berhadapan dengan Gurkha karena mereka telah menjadi bagian resmi dari tentara Inggris Raya, yang notebene sekutu utama Amerika. Dan Inggris memiliki kepentingan "melindungi" negara persemakmuran termasuk Malaysia. Bahkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, saat menerima penghargaan Doktor Honoris Causa di Malaysia, beberapa waktu lalu sempat mengeluarkan statement, yang cukup keras "Tidak ada jaminan kawasan ASEAN bebas perang..."
SIAPAKAH Gurkha?
Gurkha direkrut dari orang-orang pegunungan Nepal yang melacak akar mereka segera kembali ke abad ke-8 Prajurit Hindu, Guru Gorakhnath.

Mereka pertama kali bertemu Inggris dalam Perang Gurkha dari 1814-1816, yang berakhir bukan hanya dengan kebuntuan, tetapi dengan rasa patuh saling menghormati dan kekaguman antara kedua belah pihak. Pasukan Inggris terkesan dengan jiwa tempur pasukan Gurkha

Perjanjian Perdamaian yang mengakhiri perang memungkinkan Gurkha tergabung dalam tentara East India Company, untuk siapa mereka pertama kali bertempur dalam Perang Pindaree dari tahun 1817. Jadi ini masa dimana, mulai terjalin hubungan Inggris dengan Nepal, 'sekutu tertua' kami di Asia. Begitulah Inggris menganggapnya

Gurkha bertempur di pihak Inggris dalam Pemberontakan India tahun 1857, dan pada akhir perang, Gurkha menjadi bagian dari Angkatan Darat Inggris di India. Dalam pengakuan layanan mereka di Delhi, Gurkha Rifles ke-2 dianugerahi Ratu Truncheon, lambang unik yang diyakini memiliki kekuatan magis. Sampai hari ini, anggota baru ke The Royal Gurkha Rifles bersumpah setia kepada mahkota dan Resimen pada Truncheon tersebut

Dari 1857 sampai 1947, resimen Gurkha melihat layanan di Burma, Afghanistan, Utara-Timur dan Frontiers North-West of India, Malta (The Rusia-Turki Perang 1877-1878), Siprus, Malaya, Cina (pemberontakan Boxer 1900 ), Tibet, dan di berbagai teater Pertama dan Kedua Perang Dunia. Mereka terus melayani dalam setiap konflik besar sejak.

Para pejabat Inggris di abad ke-19 menyatakan Gurkha sebagai 'Race Bela Diri', sebuah istilah yang menggambarkan orang dianggap 'alami suka berperang dan agresif dalam pertempuran' kualitas memiliki keberanian, kesetiaan, swasembada, kekuatan fisik, ketahanan, ketertiban, kemampuan bekerja keras untuk jangka waktu yang lama, pertempuran keuletan dan kekuatan militer. "

"Jika seseorang mengatakan bahwa ia tidak takut mati, dia adalah pembohong besar, atau dia adalah seorang Gurkha" Bunyi pujian dari Mantan Kepala Staf Angkatan Darat India, Field Marshal Sam Manekshaw



Hingga saat ini, Gurkha masih disematkan dengan kepiawaian mereka, loyalitas dan keberanian yang sangat besar. Sebagai lembut dan pemalu dalam kehidupan sehari-hari karena mereka takut dan ulet dalam pertempuran, mereka adalah orang-orang yang bermartabat dan tentara yang ideal.

Gurkha yang terkenal karena membawa kukri. Ini adalah senjata nasional Nepal, tetapi juga digunakan sebagai alat kerja di pergunungan. Setiap Gurkha membawa dua kurkis, satu untuk penggunaan sehari-hari dan satu untuk keperluan upacara. The kurkri adalah barang dari legenda, yang paling umum adalah mitos bahwa setiap kali Anda menarik kukri dari sarungnya Anda juga harus mengambil darah. Kukri disertai oleh dua pisau kecil satu untuk menguliti dan mengiris, yang lainnya untuk mengasah pisau utama.

Seruan perang terkenal mereka, "Ayo Gorkhali" diterjemahkan sebagai "The Gurkha di sini", motto mereka, 'kaphar hunnu Bhanda marnu ramro' berarti, 'Lebih baik mati

DARI MANA MEREKA ?


Berada di kaki bukit Himalaya, Nepal. Gurkha merupakan penduduk pedesaan yang indah sekaligus dangat berbahaya. Tampilan membentang di pegunungan yang spektakuler dan lembah. Kebanyakan orang bertani tanah, menanam padi, kentang dan sayuran. Kerbau menjadi binatang peliharaan dan sumber susu, dan mereka mungkin memiliki beberapa ekor ayam, berjalan di luar rumah mereka yang sederhana.

Nepal berkembang dengan cepat tetapi di desa-desa Gurkha, kenyamanan modern tetap langka. Di sebagian besar desa, tidak ada listrik, dan selalu ada yang disebut hari curam, atau dua hari berjalan kaki ke jalan terdekat. Jika demikian, terlepas dari apa yang diproduksi di desa, semuanya harus datang naik atau turun gunung di punggung seseorang. Banyak penduduk miskin di Nepal yang merupakan salah satu negara termiskin di dunia - tapi mereka sangat menjaga martabat hidupnya dalam kesederhanaan.
Di banyak daerah, ada 1 dokter per 5.000 penduduk, tetapi di beberapa daerah, rasio mungkin serendah 1 dalam 100.000.

Namun, ditengah kesederhanaan juga sering terganggu oleh bencana alam. Nepal sangat rentan terhadap bencana seperti gempa bumi. Setiap tahun, mengamuk marah hujan, dan seperti sungai meluap, tanah longsor dan banjir merupakan bahaya yang selalu hadir.

Penyediaan kesejahteraan negara hampir tidak ada, dan fasilitas kesehatan yang tipis disana, terutama di remote Gurkha desa. Di banyak daerah, ada 1 dokter per 5.000 penduduk, tetapi di beberapa daerah, rasio mungkin serendah 1 dalam 100.000. Pada usia tua, jika pemogokan kemiskinan atau sakit-kesehatan, sepenuhnya bergantung dan dibantu teman, keluarga, dan tetangganya.

Penghargaan

The Victoria Cross adalah penghargaan tertinggi di Angkatan Darat Inggris untuk kesopanan ketika menghadapi musuh. Hal ini diberikan tanpa pangkat. Sejak 1858 Brigade Gurkha telah menerima 26 Victoria Crosses. Dari jumlah tersebut, 13 telah diberikan kepada perwira Inggris dan 13 sampai Nepal Gurkha. Setiap Victoria Cross won memiliki kisah unik tersendiri keberanian dan pengabdian.

10 Fakta tentang Victoria Cross untuk Gurkha

1. Ayah lansia Rifleman Lachiman Gurung VC dilakukan selama 11 hari dari Nepal ke Delhi untuk melihat anaknya dihiasi oleh Yang Mulia Raja Muda India, Marsekal Lord Wavell.

2. Logam cukup tersisa dari meriam Sebastopol untuk 85 baru Victoria Crosses. Yang terkenal logam terkunci di Central Ordnance Depot, Donnington.

3. Tidak seperti penghargaan lain untuk kesopanan VC tidak dibuat dalam mati atau menyerang tapi dilemparkan secara eksklusif oleh Hancock and Co, London.

4. 12 medali yang dibuat pada satu waktu dengan sisa saham yang dimiliki oleh MOD. Jadi, tidak pernah ada VC dibuat untuk individu tertentu.

5. Menurut sumber resimen, ada foto-foto ada dari Rifleman Thaman Gurung ketika ia dianugerahi VC anumerta. Petugas itu bertanya pria dengan fitur serupa untuk berpose untuk seniman. Sketsa dilanjutkan sampai kawan-kawan yang Rifleman setuju potret adalah representasi akurat.6. HM, Ratu Victoria mengganti kata-kata asli 'Untuk Keberanian' di kayu salib dengan 'For Keberanian'. 'Untuk Keberanian, "katanya," akan mengarah pada kesimpulan bahwa hanya mereka yang dianggap berani yang telah mendapat salib ".7. Rifleman Kulbir Thapa VC belum pernah di bawah api sampai pertempuran di mana ia telah diberikan kepada Victoria Cross8. Berukuran kurang dari lima kaki, Rifleman Lachiman Gurung akan gagal kriteria seleksi militer hari ini.9. Pemegang VC, nama asli Rifleman Ganju Lama adalah Gyamsto. Sementara tidak Gurkha enthnic, upaya perang menyambut semua orang bersedia. Dengan goresan pena panitera, namanya di pendaftaran dan masuk berikutnya pada gulungan kehormatan Ganju, tidak Gyamtso.10. Selama relief Lucknow pada tahun 1857, rekor 24 VC diberikan dalam satu hari.

Hingga hari ini, Gurkha tetap menjadi bagian penting dari Angkatan Darat Inggris. Dalam masa yang lebih baru, Gurkha telah bertugas di Falklands dan Gulf Wars, Irak, dan Afghanistan. Misi penjaga perdamaian telah membawa mereka ke Kosovo, Bosnia, Timor Leste dan Sierra Leone.

Mereka tetap terkenal karena loyalitas, profesionalisme dan keberanian.
Menjadi Gurkha adalah suatu hal yang sangat membanggakan. Puluhan ribu orang Nepal muda berlaku, tetapi sedikit yang diterima. Prosedur seleksi yang ketat meliputi; tata bahasa Inggris dan tes matematika, penilaian inisiatif dan medis, wawancara akhir, dan tidak sedikit, melelahkan tes kebugaran, termasuk 'doko ras', yang melibatkan membawa 75 kilogram batu sementara berlari curam 4,2 kilometer tentu saja.


Sabtu, 19 November 2016

'Surat Maaf' Dari Mantan Pembenci Habib Rizieq. Isinya Sungguh Mengharukan.!

Setahun yang lalu, saya masih sangat membenci sosok yang satu ini.
"Anarkis, arogan, angkuh..." Begitu ku pikir.

Sepak terjang nya sering membuat saya mengurut dada sambil beristighfar.
Astaghfirullah al adhim...begitulah saya yg awam menyikapi beliau. Bukan tanpa alasan, saya melihat beliau jauh dari nilai nilai Islami, suka kekerasan, dikit dikit beliau bilang "haram" maen razia, dll, dsb, dst. Dan itu bukan pandangan saya saja, namun juga sebagian besar teman teman saya.

Kebencianku pada beliau makin membuncah, ketika beliau berteriak lantang mengatakan haram menilih pemimpin non muslim. Dengan retorika nya yg menggebu gebu Gubernur Muslim untuk Jakarta, membuat rasa ga suka pada beliau makin membuncah. Aku mulai posting ketidak setujuanku pada nya via medsos. Tak kusangka, seorang sahabat ku mengomentari postingku.

Dia bilang, 
"Sophie, kamu harus banyak belajar tentang Islam. Bahwa Islam hanya bisa tegak berdiri setelah kita bisa menegak kan Amar ma'ruf dan Nahi Mungkar secara bersamaan. Banyak ulama kita yg terus menganjurkan kita untuk ber Amar Ma'ruf. Tapi seorangpun dari mereka yg mau meneriakan pada kita untuk ber Nahi Munkar. Selama kita hanya mau mengurusi Amar Ma'ruf tanpa nahi mungkar, srlama itu pula Islam akan terus di injak injak."

Aku membalas komen nya, "Teh, negeri kita ini dalam kondisi yg aman, damai dan tentram. Amar ma'ruf saja sudah cukup, tak perlu nahi mungkar. Itu mah alasan para teroris saja Teh..."

Dia membalas lagi, " Ya Allah, Phie, ternyata kamu juga harus banyak meng Iqro, membaca dan mengamati. Benarkah negeri ini aman, damai tentram???
Semoga Allah memberi mu hidayah. Aamiin"

Perasaan saya mulai tidak enak dengan jawaban sahabat tadi. Saya pun bergegas menemui guru kami, Aa Gym. Saya utarakan pandangan saya pada Aa. Di luar dugaan Aa menjawab, " Amar ma'ruf Nahi munkar harus tegak bersama. Biarkan Aa bagian Amar Ma'ruf nya dan Habib Rizik bagian Nahi mungkar nya."

Jawaban dari sahabat saya dan Aa Gym membuat saya mulai mencari tau siapa Habib Rizik sebenar nya. Saya mulai mempelajari sepak terjang nya, saya pelajari aksi aksi nya, saya pelajari biografi nya, saya putar semua ceramah ceramah dan pidato pidato beliau.
Masha Allah, tak ada kata kata beliau yg salah, tidak ada sepak terjang dan aksi beliau yg salah. Semua wajar dan bisa dipertanggung jawabkan.

Hingga suatu hari, saat saya mudik, Ayahanda tercinta berkata, " Sophia, Islam jaya diseluruh dunia karena 4 karakter Khulafaur Rasyidin. Abu bakar yg begitu taat, Umar yg keras dan teguh pendirian, Utsman yg pengusaha dan Ali yg seorang cendekiawan. Banyak sekali ulama ulama kita dan dunia yg telah mewakili karakter Abu Bakar, Utsman dan Ali. Tapi hanya sati yg bisa mewakili Umar, yaitu Habib Rizik. Bisakah kamu bayang kan jika Umar tidak mendapat hidayah saat itu? Siapa yg membakar semangat kaum muslimin saat itu kala mereka terpuruk? Siapa yg paling depan.membela Islam saat islam di hina ? 

Umar adalah hadiah dari Allah saat itu, Nabi Muhammad SAW sendiri yg meminta pada Allah,
"Jadikanlah Abu Jahal atau Umar sebagai pembela kami..." Dan ternyata Allah memberi Umar untuk kaum muslimin. Demikian pula Habib Rizik, beliau adalah hadiah dari Allah untuk umat Islanm Indonesia ...." ayahanda terus bercerita ttg Umar dan Habib....

Dan semua itu terbukti....

Ketika sosok yg dulu sempat saya idolakan tiba tiba berkata menyakitkan umat, Habib lah yg pertama berteriak membangkitkan harga diri kami.....

sumber : fb https://web.facebook.com/shefora.shefora?fref=ts


Jumat, 18 November 2016

Keren.! Kisah Prabowo Membantu Menghancurkan Pimpinan Komunis Kamboja, Pol Pot

Sepak terjang Prabowo Subianto di satuan Kopassus sangatlah menarik untuk diceritakan, bagaimana Kopassus ikut terlibat dalam membantu membenamkan rezim brutal komunis Kmer Merah dan menangkap Pol Pot Pelaku Kejahatan Manusia di Negara Kamboja.

April 1975, suasana Phnom Penh memanas karena terjadi perang memperebutkan kekuasaan Negara Demokratik Kamboja antara pihak Pol Pot yang beraliansi dengan partai - partai komunis lain dengan pendukung Sihanouk. Setahun kemudian, kubu Sihanouk kalah dan Pol Pot diangkat sebagai Perdana Menteri Kamboja, setelah ia terpilih lagi menjadi sekretaris partai.

Pol Pot akhirnya harus menghabisi kawan sendiri demi kestabilan posisinya. Selain kejam pada kawan sendiri, Pol Pot juga menunjukkan kediktatorannya sebagai pemimpin dengan memerintahkan rakyat untuk pindah ke perkotaan dan bekerja. Perintah Pol Pot ini menyebabkan terjadinya ledakan penduduk di ibukota yang dalam waktu singkat populasi disana bertambah sekitar satu juta jiwa. Program kerja paksa membuat rakyat menderita kelaparan, dan parahnya mereka tidak mendapatkan pelayanan kesehatan.

Lebih dari 3 dasawarsa rakyat Kamboja merasakan kekejaman yang dilakukan seorang anak manusia bernama Pol Pot. Sejarah lalu mencatat bahwa Pol Pot mewakili satu paham yang kemudian mendapat stigamatisasi negative, Komunis. Pol Pot bukan wakil jahat dari rezim yang mengatas namakan paham yang  dibuat oleh Karl Marx dan Engels ini. Sebut saja, Stalin, si tangan besi, lalu ada beberapa pemimpin dunia sebelum Pol Pot berkuasa yang mengatas namakan Komunis membantai ribuan bahkan jutaan rakyat tak berdosa di berbagai belahan dunia lainnya. Komunis kemudian menjadi musuh dalam kehidupan sosial, utamanya di negeri ini pasca tragedi sejarah yang penuh dengan misteri, peristiwa 1965.

Diperkirakan 500.000 rakyat kamboja dibantai (1970 – 1975) dan sejuta dibunuh atau mengalami kerja paksa sampai mati oleh rezim komunis Khmer Rouge (1975 – 1979).

Ada sekitar 343 “ladang pembantaian”, seperti Choeung Ek tersebar di seluruh wilayah Kamboja. Tetapi, Choeung Ek adalah “ladang pembantaian” paling terkenal. Pasalnya, sebagian besar korban yang dieksekusi di sana adalah intelektual dari Phnom Penh.

Penjara S-21 atau Tuol Sleng adalah organ rezim Khmer Merah yang paling rahasia. Pada 1962, penjara S-21 merupakan sebuah gedung SMA bernama Ponhea Yat. Tuol Sleng yang berlokasi di sub-distrik Tuol Svay Prey, sebelah selatan Phnom Penh, mencakupi wilayah seluas 600 x 400 meter. Setelah Phnom Penh jatuh ke tangan Pol Pot, sekolah diubah menjadi kamp interogasi dan penyiksaan tahanan yang dituduh sebagai musuh politik.

Demikian pula kisruh antara Pihak Norodom Sihanouk dan Hunsen yang menginginkan sebuah negara berbentuk Republik, Pak Harto dan Mahathir Muhammad pun turun tangan membantu permasalahan Kamboja. Setelah tercapai kesepakatan ditentukan Norodom Sihanouk sebagai Raja dan Hunsen sebagai Perdana Menteri, Tapi masih dirongrong oleh Kmer Merah. Pol Pot masih mengendalikan Kmer Merah dari tempat persembunyiannya.

Munculah Ide dari Pemimpin Kamboja saat itu untuk melawan Komunis Kmer Merah, Pada Tahun 1995 mereka mengirim 1 Kompi (Dua Tahap 1995 dan 1996 Komandan dan Wakilnya) pemuda yang militan ke Indonesia dan Dilatih oleh Kopassus, saat itu Prabowo Subianto berpangkat Kolonel dan menjabat sebagai Danpusdik Passus Batujajar. 

Melatih pasukan Khusus Kamboja ini bukanlah hal yang gampang, mereka terbiasa hidup dihutan dan cenderung liar serta suka mengeluh dan cepat putus asa, jika dihadapkan kepada medan berat moril mereka langsung turun, tidak jarang mereka menyerah dan dipulangkan. Jika mereka berjalan, mereka hanya menghafal beberapa kata - kata dalam bahasa Indonesia "Komando Kalau Jalan Naik - Naik Terussss, Kalau turun, Turun terussss, Pelatih Enak Naik Mobil".

Buk..!!! Terdengar suara pukulan tali togel rim menghantam punggung mereka, cara ini dilakukan agar mereka berhenti mengeluh. Bahkan mereka tidak bisa membuang kotoran di lobang WC, para pelatih harus sabar menghadapi mereka, ini adalah Komando yang paling susah disaat Tahap Basic, tapi jika mereka bermain di hutan, mereka sangat Lihai karena mereka terbiasa bergerilya tapi tidak teratur dalam susunan formasi tempur.

Yang unik adalah, diantara mereka tidak ada yang berpangkat Tamtama, minimal Sersan Mayor, Mayor dan Kolonel, padahal pelatih mereka ada yang berpangkat Prajurit Satu, Mengapa..??, karena di negara mereka, Jika pasukan mereka berhasil membunuh Kmer Merah berpangkat lebih tinggi dari mereka maka itu pangkat tersebut langsung menyandang di pundak mereka. Bayangkan Jika mereka membunuh Jenderal, maka dia akan langsung menjadi Jenderal.

Selama 7 bulan mereka dilatih dengan materi hanya 66 %, hampir setiap hari Prabowo Subianto mengontrol mereka dan melaporkan kepada Satuan Atas dan Kerajaan Kamboja tentang perkembangan mereka dan mereka disebut dengan KOMANDO-67 yang menjadi Cikal BakalBatalyon Para-Komando 911. Pasukan itu merupakan bagian dari tentara Kerajaan Kamboja (Royal Cambodian Army). Dari Komando inilah Prabowo Subianto menerapkan sistem pendidikan Manusiawi, Pelajar jika tidak ada kegiatan pelajaran jam 10 malam wajib tidur, Belajar diruang belajar menggunakan Proyektor dan Ruang Makan buka 24 Jam serta ada Ekstra Puding seperti jaman Jenderal Yusuf.

Betapa bahagianya mereka setelah dilantik di Permisan Nusakambangan dan langsung mengenakan Baret Merah dan Loreng Darah Mengalir Kopassus dan menjadi seragam mereka sampai saat ini. setelah konsolidasi mereka kembali ke negaranya Kamboja, dengan tekad didada mereka, akan menjaga negaranya, menghancurkan Kmer Merah dan memburu Pol Pot.

Selama mereka berada di Kamboja, terjadi insiden kontak tembak mereka dengan Pasukan Kmer Merah, mengakibatkan 3 personel mereka gugur, melihat hal itu, Prabowo Subianto pun berangkat ke Kamboja membawa 15 orang Prajurit Parako untuk mendampingi Pasukan Komando 911 Kamboja. Ke 15 orang anggota Kopassus ini melebur di setiap Regu pasukan Kamboja, kemudian regu ini dipecah menjadi unit-unit kecil agar mobilisasi cepat dan evisien dalam bermanuver. 

Operasi Sandi Yudha (Intelijen Kopassus) pun berjalan, didapat Informasi akan melintas 200 lebih pasukan Kmer Merah, 2 regu dipersiapkan untuk menghadang mereka serta Kiling Room, 2 regu lagi sebagai penutup untuk menyekat agar mereka tidak bisa meloloskan diri dan mencegah bantuan dari Kmer merah.

Pada siang hari melintaslah pasukan Kmer Merah tapi diantara mereka tidak terdapat Pol Pot, tepat mereka masuk di Killing Room, Door..!!tembakan pertama di sahut oleh ledakan Granat dan Ranjau, ini benar benar penghadangan yang disiapkan, mayat Kmer Merah bergelimpangan tak karuan, beberapa diantara mereka ada yang berusaha meloloskan diri dalam keadaan terluka tapi di hadang oleh Tim Penutup, tinggal beberapa orang saja diantara mereka yang masih hidup itu pun sebagian mereka ada yang terluka.

Prabowo Subianto memerintahkan seluruh mayat diserahkan ke Pemerintah Kamboja, sedang yang masih hidup dilakukan interogasi secara terus menerus, diantara mereka mengaku dimana keberadaan Pol Pot, pasukan pun Konsolidasi dan mulai memburu Pol Pot dan menyergap Pol Pot yang selalu berpindah pindah tempat setelah 3 hari memburu, Pasukan mendapatkan sebuah pemukiman ditengah hutan dan menyergap.

Dunia pun geger tahun 1997 Pol Pot ditangkap oleh Batalyon Komando-911 yang didalamnya ada personel Kopassus, Pol Pot dibawa ke pemerintah Kamboja, Penjahat Kemanusiaan ini hanya dikenakan Tahanan Rumah. Seluruh Personel Kopassus pun di Tarik ke Pnom Pen dan mendapatkan ucapan selamat dari Norodon Sihanouk dan Hunsen dan Prabowo Subianto mendapat sebuah kehormatan dari Kerajaan Kamboja menjadi Warga Negara Istimewa Kamboja.

Jadi, Pak Prabowo Mendapat Kewargaan Kehormatan pertama kali bukan dari Jordania tapi dari Pemerintah Kamboja.

Pada 15 April 1998, Dunia bersyukur Pimpinan Komunis dan Pelaku Kejahatan Kemanusiaan di Kamboja bernama POL POT hilang dari peredaran dunia dan disusul penangkapan tokoh - tokoh Kmer Merah yang lainnya.

Silahkan di share


Sumber : harkal.blogspot.co.id